The Fed Tahan Bunga, Ada Kesempatan Uang Muka Kredit Turun

Janet Yellen Ketua The Federal Reserve - dok.Reuters

Jakarta – Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) menahan suku bunga. Sejumlah kalangan di Indonesia meyakini kondisi itu akan membawa keuntungan bagi Indonesia, diantaranya turunya bunga acuan (BI Rate) dan uang muka bagi kredit termasuk kredit otomotif.

“Dengan tetap bertahannya suku bunga The Fed, ada kemungkinan yang besar para investor asing dari negara-negara maju yang mencari instrumen investasi menjanjikan di negara-negara kelompok emerging market. Salah satunya Indonesia,” papar Chrysman Anggriawan, pengamat pasar modal saat dihubungi di Jakarta, Kamis (16/6).

Indonesia, lanjutnya, memiliki sejumlah sektor yang masih menjanjikan keuntungan besar untuk meraih return bagi investasi. Sektor-sektor tersebut antara lain perbankan, industri manufaktur barang-barang konsumsi, jasa perhotelan, keuangan seperti perbankan dan lembaga pembiayaan, electricity, konstruksi atau infrasktur, serta perkebunan.

“Memang pertumbuhan sektor-sektor itu saat ini tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya, tetapi potensi masih cukup besar untuk kembali rebound,” ucapnya.

Terlebih, dengan tetapnya suku bunga The Fed yang diputuskan oleh Federal Open Market Committee (FOMC), maka Bank Indonesia juga memiliki ruang untuk memangkas kembali suku bunga acuan atau BI Rate. “Hari ini (Kamis, 16/6), BI kan akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur, ya kita tunggu saja,” ujarnya.

Memang, BI Rate adalah acuan yang merepresentasikan suku bunga berjangka waktu satu tahun, sehingga tidak serta merta akan mempengaruhi suku bunga perbankan dalam waktu seketika. Kecuali, jika bank sentral Indonesia itu menerapkan BI-7Days Repo Rate.

“Tetapi setidaknya, dengan bunga The Fed yang tetap (0,25 – 0,5%), itu maka tekanan terhadap rupiah juga sedikit mereda. Artinya, bagi kalangan pebinis juga sedikit lega,” kata Chrysman.

Senada dengan Chrysman, pengamat keuangan Anastasia Windiayanti mengatakan, dengan kebijakan baru The Fed tersebut, maka Bank Indonesia memiliki ruang dan kesempatan untuk melonggarkan sektor moneter. Untuk saat ini, lanjutnya, kelonggaran moneter yang dibutuhkan adalah yang bisa mendorong sektor konsumsi.

Sebab, kata Windi – panggilan Anastasia Windiyanti – sektor konsumsi saat ini menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi. “Misalnya dengan menurunkan rasio kredit terhadap nilai agunan (Loan to Value/LTV) dan rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Funding Rasio/LFR). Dengan menurunkan itu, maka uang muka kredit juga akan turun, permintaan kredit akan terkerek. Memang, ini secara teoritis, tapi sebagai alternative yang paling rasional,” tuturnya.

Penurunan uang muka, sebut Windi, juga bisa mendorong pertumbuhan sektor otomotif. Pasalnya, kebijakan uang muka selama ini menjadi salah satu alasan orang untuk menahan pembelian. “Potensi untuk menurunkan LTV dan LFR itu besar karena anggota FOMC sendiri banyak yang pesimis suku bunga The Fed akan naik lebih dari sekali pada tahun ini. Itu kabar yang saya dengar,” kata dia.

Sebelumnya, Kamis (16/6) dini hari, The Fed mengumumkan untuk menahan tingkat suku bunga yang ada saat ini. Seperti dilaporkan sejumlah media internasional, Ketua The Fed Janet Yellen mengakui meski pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat naik, namun pasar tenaga kerja masih lemah.

Selain itu, dari eksternal referendum yang akan digelar Inggris 23 Juni nanti, juga menjadi pertimbangan. “Faktor ini pula yang mempengaruhi keputusan bank sentral hari ini,” ucapnya.

Yellen mengakui, keputusan lembaganya akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan pasar keuangan global. “Jika benar itu terjadi, maka hal itu juga akan berdampak balik kepada outlook ekonomi Amerika Serikat yang akan menjadi faktor penting dalam memutuskan arah kebijakan yang sesuai dengan harapan,” paparnya.

Hanya, meski ada peluang bagi The Fed untuk menaikan suku bunga sewaktu-waktu, namun Yellen enggan menyinggung masalah itu.

“Saya merasa kurang nyaman bicara soal suku bunga akan naik dalam satu atau dua pertemuan berikutnya, meski hal itu bisa saja. Itu bukan hal yang tak mungkin, misalnya pada Juli, tetapi kami tentunya akan melihat data terlebih dulu dan memastikan apakahkondisi (ekonomi) benar-benar dalam kondisi bagus,”ungkapnya.(ktbr/Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. I see you don’t monetize your site, i’v got idea how to earn some extra money using one simple method, just search in google for – money making ideas by Loocijano