Uang Muka KPR Turun, Pasar Truk Diyakini Bakal Moncer

Program Sejuta Rumah - Setkab_go_id

Jakarta – Langkah Bank Indonesia (BI) merevisi ketentuan besaran uang muka kredit rumah (KPR) menyusul pemangkasan BI Rate disambut positif oleh kalangan industri otomotif. Mereka meyakinidengan bergairahnya pasar properti maka penyerapan truk meningkat.

Director Sales & Marketing PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo menyebut, langkah BI untuk memangkas BI Rate dan menurunkan loan to value (LTV) atau muka KPR merupakan dua sentimen positif bagi otomotif segmen komersial.

Read More

“Kabar ini memberi angin segar di saat sektor komoditas seperti tambang dan perkebunan yang saat ini masih lesu. Sebab sektor infrastruktur dan konstruksi termasuk properti, merupakan sektor penyerap kendaraan niaga,” tuturnya saat ditemui usai berbuka puasa di Jakarta, belum lama ini.

Pernyataan senada diungkapkan Marketing Director of MFTBC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), Duljatmono. Menurutnya, pemangkasan BI Rate dan penurunan uang muka KPR dampaknya memang tak bisa serta merta terjadi dalam waktu satu hingga dua bulan.

“Tapi, setidkanya, di masa mendatang. Ini memberi harapan dan gambaran bahwa prospek pasar menjanjikan. Mengapa? Karena sektor konstruksi dan properti serta infrastruktur itu mempunyai multiflier effect yang besar,” ucapnya saat ditemui di sela buka bersama di Jakarta, Kamis (16/6).

Jika sektor-sektor itu bergerak, lanjutnya maka konsumsi, baik konsumsi bahan bangunan hingga kebutuhan rumah tangga akan terjadi. Walhasil, sejumlah bidang usaha yang terkait seperti perdagangan, jasa angkutan pengiriman, angkutan barang, industri manufaktur, rumah makan, bahkan bidang yang tak terkait langsung seperti pertanian, peternakan, perikanan, juga ikut bergerak.

“Di sinilah kita harapkan penyerapan kendaraan niaga mulai dari pickup, truk mixer,truk ringan sampai medium. Bahkan truk besar juga terjadi,” kata pria yang akrab disapa Momon itu.

Seperti halnya Santiko, Momon mengaku sembari menunggu realisasi penurunan uang muka KPR yang bisa melecut pasar properti, pihaknya berharap pembangunan infrastruktur dikebut di semester kedua tahun ini. “Karena biasanya belanja pemerintah maupun swasta cair di semester dua,” ucapnya.

Harapan Santiko setali tiga uang. Bahkan dia mengaku optimis target penjualan truk kategori II atau truk ringan dan kategori III medium duty yang dipatok HMSI sebanyak 26.300 unit pada tahun ini bisa tercapai. Dia menyebut, target penjualan itu terdiri dari truk kategori III sebanyak 25.300 unit dan kategori II sebanyak 12.800 unit.

Sebelumnya, Kamis (16/6) BI menetapkan aturan uang muka KPR di bank konvensional sebesar 15% dan di bank syariah sebesar 10%. Dengan penurunan uang muka tersebut, menurut Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung , maka tahun ini KPR diperkirakan tumbuh sekitar 10%-12%.

Sementara itu, pengamat properti Rusli Karim mengatakan, pasar properti memiliki potensi berkembang. Sebab, kebutuhan perumahan di Indonesia saat ini sangat besar.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, dia menyebut hingga tahun 2014 lalu, backlog atau kesenjangan antara permintaan dengan pasokan rumah, mencapai 13,5 juta unit. Jumlah backlog itu diperkirakan bertambah karena pasokan saban tahunnya hanya 800.000 – 920.000 rumah.

“Belum lagi ada rumah yang tidak layak huni sebanyak 3,4 juta rumah. Artinya, pasar properti masih terbuka lebar. Sehingga dengan adanya Undang-undang Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat Nomor 4 Tahun 2016 yang disahkan DPR akhir Februari lalu), plus penurunan uang muka, Insya Allah pasar bisa digenjot,” ucapnya. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment

  1. Terima kasih info tentang ini sangat bermanfaat.
    DP murah, KPR mudah, atau Rumah murah, asri, dan bersih memang lebih banyak diminati oleh calon pembeli rumah.
    Semoga website ini terus menyajikan info yang menarik dan bermanfaat bagi pengunjung dan pembaca.