OTONIAGA.com – Kementerian Perhubungan saat ini tengah mengkaji penggunaan transportasi O-Bahn sebagai alternatif baru angkutan perkotaan masal di Indonesia.
“Dengan semakin terbangunnya infrastruktur jalan, tentu perlu dilakukan antisipasi agar masyarakat tidak memenuhinya dengan kendaraan pribadi. Caranya dengan mengoptimalisasikan angkutan massal,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
Sedangkan Dirjen Perkeretaapian, Zulfikri mengatakan bahwa dengan seiring dengan perkembangan teknologi, muncul moda angkutan masal seperti O-Bahn. Moda transportasi yang hadir dengna biaya lebih murah dibandingkan LRT, namun sedikit lebih mahal dibandingkan dengan BRT.
“Kapasitasnya lebih besar daripada busway, tapi lebih kecil dari LRT. Anggarannya memang lebih besar daripada busway karena kita harus membangun beberapa ruas jalur. Untuk tempatnya mungkin di luar dari Jakarta. Karena itu, kita perlu lihat lagi bagaimana masterplan kotanya. Maka, kita perlu kaji lebih lanjut dan duduk bersama dengan pemda dan stakeholder terkait,” kata Zulfikri.
O-Bahn merupakan bagian dari sistem transit bus cepat. O-Bahn ini memadukan konsep BRT dan LRT dalam satu jalur yang sama. Sistem transportasi publik yang pertama kali diterapkan di Kota Essen, Jerman, itu saat ini sudah digunakan di sejumlah negara, seperti Australia dan Jepang.