Jakarta – Meski di Thailand sudah diluncurkan pada Maret lalu, namun pickup Isuzu D-Max bermesin 1.900 cc Ddi Blue Power tidak dibawa ke Indonesia. Ada sejumlah alasan yang mendasari mulai dari persepsi konsumen hingga persoalan bahan bakar.
“Masalahnya kan harga. Sebab kebiasaan masyarakat kita kan berasumsi bahwa mesin yang berukuran kecil itu pasti harganya lebih murah. Nah, padahal, ini dengan teknologi yang lebih maju dan berstandar Euro 4. Jadi apakah masyarakat kita siap seandainya kita bawa,” tutur Product Development Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Edy J. Oekasah, saat ditemui di sela-sela acara peluncuran new Isuzu D-Max di Jakarta, kemarin.
Edy menuturkan, mesin 1.900 cc Blue Power bertenaga jauh lebih besar. Mesin berkode RZ4E-TC tersebut diklaim mampu menghasilkan tenaga hingga 150 hp pada putaran mesin 3.600 rpm dan torsi 350 Nm pada putaran mesin 1.800 – 2.600 rpm.
Alasanya lainnya adalah, soal bahan bakar. Umumnya, masyarakat beranggapan untuk mencari bahan bakar yang mudah didapatkan di sekeliling mereka. Terlebih jika kendaraan tersebut digunakan di wilayah yang jauh dari ibukota, dimana dikhawatirkan bahan bakar yang cocok untuk standar Euro 4 tidak tersedia.
Memang, bisa saja pabrikan melakukan downgrade spesifikasi dari pickup tersebut. Namun, selain membutuhkan investasi baru lagi, juga dikhawatirkan performa tidak maksimal. “Jadi persoalan-persoalan inilah yang menjadi pertimbangan kita. Kan kita juga tidak bisa memaksa orang untuk pakai Solar dengan Cetane 53 ke atas (Pertadex atau di atasnya),” ucap Edy. (Ara)