Jakarta – Tren bus bertenaga besar di Indonesia adalah keniscayaan, seiring dengan perkembangan infrastruktur di tanah air. Panjang jalan tol yang terus bertambah, membuat perjalanan bisa semakin singkat. Jika jalan tol sudah menghubungkan antara Jakarta dan Surabaya, yang berjarak 768,3 Km, dengan kecepatan konstan rata-rata 100 km/jam maka akan waktu tempuh hanya sekitar 8 jam. Sangat jauh berbeda dengan kondisi waktu tempuh bus saat ini, yakni antara 15 – 17 jam. Jalan tol memangkas perjalanan hanya separuh waktu tempuh jika dibandingkan sebelum adanya jalan tol.
Kondisi seperti di atas mau tak mau menggeser tren dan pola pergerakan orang. Moda transportasi bus bisa bersaing kembali dengan moda transportasi kereta api. Untuk jarak Jakarta – Surabaya, saat ini kereta api memakan waktu 9 – 10 jam, itu artinya sama dengan perjalanan bus yang bisa konsisten di angka 70 – 80 km/jam. Peluag untuk bus berkapasitas mesin dan tenaga besar, semakin terbuka, karena dengan bus jenis ini, konsistensi kecepatan dalam rentang waktu yang panjang bisa dicapai.
PT. Rahayu Santosa menangkap peluang tren bus berkapasitas besar sejak tahun 2015 lalu, dengan meluncurkan model Jetliner High Deck. Model ini dikhususkan untuk bus bertenaga 300 HP ke atas dan mesin berkapasitas 9 ribu CC ke atas yang membutuhkan ruang mesin dan berdaya angkut lebih besar. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012, bus bertenaga besar dan berkapasitas mesin besar dengan GVW 18 Ton, Tinggi maksimum 4,2 meter dan panjang 13,5 meter sudah diakomodir. “Kami ingin menghadirkan produk yang terbaik demi mendukung perkembangan dunia transportasi bus di negeri ini,” kata Direktur Teknik PT. Rahayu Santosa, Soeyono.
PT. Rahayu Santosa menjadi salah satu karoseri besar, pionir bus bertipe High Deck (Lantai Tinggi) bergenre coach (penjelajah) di tahun 2015 dengan peluncuran bus Maxi 3-axle Jetliner PT. Putra Pelangi Perkasa. Jetliner HD yang dioperasikan untuk jalur Medan – Banda Aceh itu menjadi bus pertama di Sumatera yang berkaca depan ganda. Kaca ganda di bagian depan, saat ini tengah menjadi tren model bus di tanah air.
Di tahun 2016, pengembangan produk Jetliner mulai diperkenalkan. Walaupun masih belum diproduksi massal, namun karoseri yang bermarkas di Nanggewer Bogor itu sudah merilis varian baru Jetliner yang diberi label S-Liner. Model S-Liner lahir sebagai penyempurnaan produk Jetliner yang juga melibatkan pelanggan.
Model pengembangan Jetliner mewakili fleksibilitas, dengan kaca depan ganda lebih runduk dan konstruksi rangka bus yang disempurnakan. Penyempurnaan dilakukan dengan pertimbangan estetika dan fungsi. Kaca depan bagian atas menawarkan sensasi berkendara bagi penumpang. Selain pandangan yang lapang, kontur bagian depan yang seperti kapsul mengingatkan kita pada bus-bus mewah di daratan Eropa. Elegan dan kental dengan kesan mewah. Penampilannya membuat sebagian orang yang baru pertama kali melihatnya mengira bus S-Liner dan Jetliner High Deck adalah bus tingkat. Bahkan mungkin ada yang mengira bus itu buatan luar negeri.
“Kami ingin menyiapkan diri, manakala jalan tol sudah selesai dibangun dan bus menjadi salah satu tulang punggung transportasi di Indonesia,” kata Manager Marketing PT. Rahayu Santosa.
Chryst berharap inovasi PT. Rahayu Santosa untuk pengembangan model Jetliner ini bisa terserap pasar. Harapan itu didasari adanya keterlibatan pelanggan dalam penyempurnaan model untuk chassis bertipe besar yang belakangan juga mulai meningkat permintaannya. Menurut dia, salah satu filosofi bisnis PT. Rahayu Santosa adalah, berkembang bersama untuk kepuasan pelanggan dimana pelanggan tak hanya sekedar diposisikan menjadi mitra bisnis.
Selain bus High Deck, PT. Rahayu Santosa memproduksi bus Semi High Deck yakni Jetliner. Jetliner varian Semi High Deck dibuat untuk memenuhi permintaan bus berkaca depan ganda yang bisa dipasang pada chassis bus dengan GVW 15 – 16 Ton. Pada model Jetliner Semi High Deck, bus bisa dibangun dengan panjang 12 meter dengan tinggi 3,7 meter. Bus juga bisa dioperasikan sebagai bus Antar Kota Antar Provinsi maupun Pariwisata. “Tren bus dengan kaca ganda sangat diminati. Inilah yang membuat kami memutuskan mengakomodir keinginan pasar yang cukup besar potensinya untuk varian Semi High Deck,” ujar Chryst lagi.
Sejauh ini menurut Chryst, sedikitnya delapan perusahaan bus sudah memesan lebih dari 60 unit bus berkaca ganda baik untuk Jetliner Semi High Deck sejak dilempar ke pasar kwartal pertama 2016. Sementara untuk S-Liner High Deck, dia berharap pemesanan dan produksi secara massal sudah bisa dilayani dengan maksimal di awal tahun depan. PT. Rahayu Santosa menargetkan, menjelang tutup tahun jumlah pemesanan Jetliner High Deck, S-Liner High Deck dan Jetliner Semi High Deck bisa bertambah.
PT. Rahayu Santosa sendiri memiliki kapasitas produksi terpasang 100-150 unit bus per bulan. Saat ini, kapasitas itu belum sepenuhnya dimaksimalkan. Di kwartal keempat tahun 2015, PT. Rahayu Santosa menyelesaikan 200 unit bus pesanan Kemenhub dari pengadaan 1.000 unit yang di tahun 2015.