Tangerang – Karoseri asal Malang, Jawa Timur, Adi Putro unjuk keunggulan hasil kreasinya di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016. Salah satunya adalah microbus Jumbo Jetbus 2+ MC.
Menurut Jesse Jethrokusumo, salah satu eksekutif Adiputro, microbus anyar itu dibangun di atas chasis Isuzu NKR 55 atau yang biasa disebut ELF LWB (long wheel base). “Ini sekadar modelnya, karena nantinya bisa dibangun di chasis ELF (Isuzu) maupun (Hino Dutro) atau lainnya yang sejenis bisa dibangun,” ujarnya saat ditemui Otoniaga di booth Adiputro di GIIAS 2016, di ICE BSD Serpong, Tangerang.
Bus kecil itu tidak menggunakan kabin chasis bawaan kendaraan basisnya. Semua dirombak. Hasilnya, atap lebih tinggi, dan orang yang masuk ke kabin tak perlu menunduk.
“Bahkan, orang berpostur tinggi pun tak akan kesulitan saat keluar masuk. Sehingga, bus ini cocok untuk kendaraan angkutan wisatawan,” ucap Jesse.
Saat Otoniaga masuk ke kabin, aura mewah dan elegan begitu terasa kuat. Mulai dari tangga dan lantai dilapisi kayu semakin mempertegas kemewahannya. Bagian pengemudi di depan terlihat lega dengan visibilitas pandang baik. Terdapat layar LCD Multi Information Display (MID) berukuran 7inch. Layar TV berukuran 21inci disematkan pada bagian atas untuk hiburan penumpang.
Kursi didesain mewah dan berjajar rapi, saat Otoniaga mencoba duduk di kursi penumpang, rasanya sangat nyaman terutama jarak legroom yang cukup dengan penumpang di depan, termasuk bila kursi direbahkan dengan wajar. Akses jalan dari pintu masuk sampai ke kursi belakang pun cukup lega, dapat dilalui tanpa harus bersusah-susah menunduk atau memiringkan badan.
Bagian atas masing-masing kursi penumpang disediakan AC, lampu LED untuk penerangan dan speaker guna menikmati hiburan musik saat perjalanan.
Melihat sosok microbus anyar itu, tak sedikit pengunjung pameran terbesar di Asia Tenggara ini mencoba keluar masuk. Umumnya, mereka memotret bagian demi bagian bus tersebut.
“Tak kalah dengan bus di luar negeri. Bahkan bisa jadi lebih bagus. Garapannya halus, gaya desainnya oke. Fiturnya juga canggih,” tutur Jodi Wimboh, salah seorang pengunjung kepada Otoniaga.
Menurut salah seorang karyawan operator telepon seluler di Jakarta itu berpendapat, bus seperti itu sebaiknya digunakan untuk angkutan para wisatawan yang mengambil paket premium. Sehingga, lanjutnya, tidak hanya memberikan kenyamanan layanan tetapi juga persepsi turis mancanegara kepada layanan pariwisata Indonesia.
“Ujung-ujungnya, bisa menjadi bagian marketing. Ya promosilah, kalau layanan bagus mulai dari hotel, destinasi wisata, hingga angkutan, maka citra wisata Indonesia juga terangkat. Turis akan nyaman dan betah. Itu kan inti dari brand atau brand equity dari wisata kita,” papar penggemar dan penikmat bus itu. (Ara/Wel)