Rahasia Viar Percaya Diri Hadapi Sulitnya Pasar Saat Ini

Jakarta – PT Triangle Motorindo yang merupakan produsen motor niaga alias motor tiga roda merek Viar mengaku tetap percaya diri menghadapi persaingan di tengah kondisi pasar yang lesu. Harga yang terjangkau hingga jaringan layanan terluas menjadi modalnya.

“Kondisi perekonomian yang lesu seperti sekarang memang membawa dampak terhadap penjualan motor niaga, termasuk ke kami, Viar. Tapi untuk penjualan Viar tidak terlalu banyak, karena penjualan tidak menurun, tapi tetap sama dengan tahun-tahun sebelumnya,” papar Corporate Manager PT Triangle Motorindo, Deden Gunawan, kepada Otoniaga, kemarin.

Read More

Deden pun menyodorkan data yang menunjukan angka penjualan. Tak kurang dari 2.000 unit motor niaga Viar terlego saban bulannya. “Artinya, penjualan saat ini masih oke,” kata dia.

Ihwal masih menggeliatnya permintaan – meski tak sebesar saat sebelum krisis empat atau tiga tahun lalu – karena meski banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang tiarap terkena dampak krisis, namun banyak juga pengusaha yang beralih ke motor jenis ini.

Dipilihanya motor niaga oleh sebagian kalangan pelaku usaha karena demi efisiensi operasional di saat kondisi yang sulit. Sebab, biaya operasional dan perawatan yang murah. Terlebih, bagi mereka, dalam kondisi apapun roda bisnis tetap harus berputar.

Bahkan, sejatinya, potensi pasar untuk kendaraan niaga roda tiga ini sangat besar. Menurut pengamat UMKM, Agus Himawan, tak kurang dari 55,3 juta pelaku UKM yang saat ini beroperasi di Indonesia. “Itu data dari Kementeria Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Dan kemungkinan terus bertambah mengingat minat orang untuk berusaha – terutama bisnis eceran kebutuhan rumah tangga dan kuliner – semakin tinggi,” kata dia.

Pengajar salah satu perguruan tinggi di Jakarta Barat itu menyebut, para pebisnis skala kecil dan menengah itu, kini juga lebih rasional terutama dalam menghitung biaya operasional. Mereka menilai dengan menggunakan kendaraan sendiri maka ongkos operasional lebih kecil ketimbang menggunakan angkutan umum. “Apalagi di saat ekonomi sulit dan persaingan yang semakin ketat. Keuntungan bisa tipis jika tak pandai-pandai menghitung biaya operasional. Karena itu, banyak motor yang disulap jadi angkutan, dimana bagian depannya adalah gerobak. Atau bagi mereka yang punya dana lebih, beli motor roda tiga. Saya kira ini bentuk kreatifitas atau inovasi masyarakat pelaku usaha. Artinya, mereka sudah semakin rasional,” paparnya. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *