Andi Kosala : Edukasi dan Kualitas Telah Perkokoh Eksistensi Tata Motors di Indonesia

Direktur Java Indie Motors (JIM) – dealer Tata Motors di Jakarta – Andi Kosala

Tangerang – Meski terbilang sebagai pemain baru – karena mulai masuk di Indonesia pada September 2013 – namun eksistensi Tata Motors di Indonesia perlahan tapi pasti semakin diperhitungkan.

Seperti yang dituturkan Direktur Java Indie Motors (JIM) – dealer Tata Motors di Jakarta – Andi Kosala kepada Otoniaga.com, perjuangan Tata Motors d pada saat-saat awal masuk ke pasar otomotif nasional tidaklah mudah. Pandangan yang bersifat steorotip dan subyektifitas tidak berdasar muncul ketika membicarakan brand asal India itu.

Read More

“Apalagi di Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek (Jakarta – Bogor – Depok – Tangerang dan Bekasi – yang merupakan belantara besar bagi brand otomotif dengan persaingan yang sangat ketat,” ungkap Andi.

Namun, persepsi minor dari masyarakat bukanlah satu-satunya tantangan yang harus dihadapi oleh JIM atau bahkan Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI). Persepsi yang mendasari kalkulasi pembiayaan oleh perusahaan leasing juga tak kalah berat.

Maklum, ketika bertransaksi dengan konsumen melibatkan lembaga pembiayaan untuk melayani transaksi kredit konsumen. Sementara dalam persepsi perusahaan leasing, produk Tata Motors belum begitu dikenal pasar Indonesia, poupulasinya pun masih jarang.

“Sehingga, jika terjadi kredit macet maka menjual kembali asset yang disita (kendaraan Tata Motors) akan sulit. Nilai jual atau resale valuenya juga dianggap rendah. Itulah tantangan yang harus dihadapi,” ucap Andi.

Namun, itu semua tak menyurutkan jajaran manajemen JIM atau TMDI, berikut para pemasar yang menjadi ujung tombak penjualan. Sembari berjualan, mereka terus melakukan edukasi. Meski orang tak peduli ketika diberi tahu bahwa Tata Motors adalah perusahaan otomotif yang telah berkiprah di kancah global, dan pemilik pabrikan mobil mewah Jaguar and Land Rover, komunikasi, promosi, dan edukasi terus dilakukan.

Terlebih, pada saat awal-awal masuk ke Indonesia melalui TMDI, strategi awal Tata Motors cukup jitu yang meletakan dasar bagi pembangunan persepsi terhadap brand. Pabrikan ini gencar melakukan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).

“Di situlah pijakan untuk membangun brand awareness telah dibuat. Padahal, pada saat itu yang namanya diler belum ada. Barang belum dijual. Disitulah, kami terus mencoba mengingatkan kepada masyarakat brand Tata itulah yang saat awal telah berkomitmen kepada masyarakat Indonesia,” tutur Andi.

Hanya memang, pembangunan brand awareness itu tak serta merta berkorelasi positif atau linear dengan laju penjualan. Terlebih – yang saat itu TMDI masih lebih banyak menyuguhkan kendaraan penumpang – harus menghadapi gempuran brand-brand pabrikan lain yang terlebih dahulu telah mapan di Indonesia.

Kesempatan mulai terbuka ketika TMDI mulai berkonsentrasi ke kendaraan komersial. Mulai dari pickup hingga truk berat ditawarkan. Di saat yang sama, pemahaman dan pengenalan masyarakat terhadap brand ini mulai menguat.

“Edukasi kami lakukan kepada masyarakat terutama di remote area yang tentunya membutuhkan kendaraan komersial. Kebutuhan terbesar adalah kendaraan untuk angkutan umum atau angkot. Kami melakukan pendekatan dengan para sopir angkot serta pemilik,” cerita Andi.

Aspek utama yang disampaikan kepada mereka adalah soal kualitas kendaraan Tata Motors. Produk ini, lanjutnya, dirancang memiliki fungsional yang tinggi, durabiliyas yang panjang, irit bahan bakar atau biaya operasional rendah, dan perawatan mudah serta murah.

Dan yang tak kalah penting disampaikan adalah jaringan layanan penjualan dan perawatan maupun penyediaan suku cadang, ada di mana-mana. Harga spare part juga jauh lebih terjangkau. “Saya ajak sendiri mereka membandingkannya, terbukti secara kualitas part Tata Motors itu genuine dengan durability yang tinggi. Tapi secara harga, besarnya seperti produk KW (grade 2) merek lain. Alhamdulillah, ini cespleng,” sebutnya.

Kepada sasaran edukasi, Andi juga menawari untuk mencoba dan membuktikan sendiri kenadalan produk. Hasilnya cukup tokcer. Perlahan namun pasti, respon masyarakat positif. Penjualan unit pun terus merangkak naik.

Memang, itu tak lepas dari dukungan lembaga pembiayaan. Kepada mereka, manajemen TMDI meyakinkan kepada leasing bahwa produk Tata Motors telah mendapatkan respon bagus karena memang kualitasnya bagus. Cocok untuk kalangan pebinis yang secara risiko dan kalkulasi pembiayaan lebih rasional.

Singkat cerita, penjualan yang dibukan terus merambat naik. Hingga Mei tahun ini saja, penjualan kumulatif Tata Motors di Indonesia telah mencapai 3.000 unit.Artinya eksistensi brand Tata Motors sudah mulai menguat dan diakui. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *