Jakarta – Maraknya angkutan berbasis online – baik mobil maupun sepeda motor – di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir diperkirakan bakal terus bertumbuh di atas 20%. Walhasil, pada tahun 2025 nanti, Indonesia bakal menjadi pasar angkutan berbasis aplikasi online terbesar di ASEAN.
“Ada sejumlah faktor yang akan terus mendorong pertumbuhan. Pertama, ketersediaan angkutan massal yang berkapasitas besar yang aman, dan nyaman masih minim. Kedua, pola masyarakat dalam bertransportasi dan kultur mereka. Ketiga, jumlah penduduk dan kepemilikan gadget yang terus berkembang,” papar Juli Agustianto, pengamat ekonomi transportasi saat dihubungi Otoniaga, kemarin.
Menurutnya, sudah berpuluh-puluh tahun Indonesia tidak memiliki angkutan massal di perkotaan yang aman dan nyaman telah membentuk pola bertransportasi yang individualistis. Masyarakat cenderung menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum yang lebih pribadi seperti taksi atau ojek.
Kebiasaan yang seolah telah menjadi ‘budaya’ itu akan semakin menguat ketika sarana untuk mendapatkan angkutan umum yang bersifat pribadi itu semakin mudah karena adanya penggunaan aplikasi online melalui telepon seluler dan perangkat elektronik lain.
Lantaran itulah, lanjut Juli, hadirnya angkutan berbasis nline, seperti Go-Jek, Grab Bike, Uber Bike, Grab Car, Uber Car, dan sejenisnya mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat.
“Dan itu akan semakin berkembang, bahkan kalaupun nanti ada angkutan massal. Kenapa? Karena sudah bertahun-tahun terbentuk. Apalagi kini jumlah ponsel sudah melebihi jumlah penduduk, ada 170 juta ponsel lebih di Indonesia. Artinya, untuk mengakses transportasi online itu akan semakin mudah,” ucapnya.
Beberapa waktu yang lalu, hasil penelitian Google Indonesia dan Temasek Singapura menyebut, nilai pasar transportasi online berbasis aplikasi di Indonesia bakal tumbuh 22% per tahun tahun dari tahun 2015 hingga 2025. Jika pada tahun 2015 nilai pasar transportasi online masih US$800 juta, maka pada tahun 2025 akan menjadi US$5,6 miliar.
Penyebab pertumbuhan pasar tersebut salah satunya adalah jumlah penduduk. Selain itu, jumlah pemain transportasi berbasis aplikasi onlinjuga terus bertambah. (Ara)