Jakarta – Karoseri modifikator truk asal Wonosobo, Jawa Tengah, Nirwana Custom, akan menyuguhkan dua truk modif kreasinya di ajang Kontes Akbar Modifikasi Truk (KAMT) 2016 yang digelar besok (24/9). Dua truk berbasis Mitsubishi Canter itu menganut konsep modifikasi yakni fungsional harian dan gaya desain sama yakni New Scania.
Juragan Nirwana Custom, Arif Vika Juniawan SE, kepada Otoniaga mengatakan, truk pertama yang dia permak adalah Mitsubishi Canter tahun 2016. Truk ini dibalur kelir paduan antara putih dan orange (baca : Ini Kreasi Terbaru Nirwana Custom untuk KAMT Kayu Super 2016).
Sedangkan truk kedua adalah, Mitsubishi Canter tahun 2015. Truk asal Palembang (BG) itu dibalur paduan antara kelir keemasan dengan merah. “Kalau untuk truk pertama (putih orange), saya menggunakan konsep modify harian fungsional, full. Sedangkan yang truk kedua, konsep harian tapi juga untuk eksibisi atau kontes ,” tuturnya melalui sambungan telepon, Jumat (23/9).
Khusus untuk truk yang kedua ini, pria yang akrab disapa Vika itu mendesain bumper depan lebih tebal. Menariknya bumper tersebut biasa diangkat ke atas, jika truk melewati gundukan tinggi atau ingin dibersihkan bagian depannya.
Bumper yang disaput warna merah hingga menyambung dengan bagian bak bagian bawah. Bahkan bagian ini ditutup hingga hampir menyentuh tanah sehingga truk terlihat ceper (ground clearance rendah.
“Tapi penutup bagian bawah bak itu bisa dibuka tutup. Ketika dipamerkan bisa ditutup, tapi kalau pas dipakai jalan untuk mengangkut barang di jalanan, tutup bisa diangkat. Itulah yang dimaksud mix konsep antara harian dan eksibisi,” kata dia.
Selebihnya, tamppilan truk itu tak berbeda dengan saudaranya yang berkelir putih-orange. Grill besar dengan bilah ukuran gede, lampu kabut alias foglamp dengan bingkai cekungan yang berada persis di bawah lampu utama, spion besar, dan lampu stopan di bak bagian depan (persis di belakang kepala truk). Semua itu mencuatkan aura kekokohan truk besar nan gagah, New Scania baru.
Untuk lampu kabut kedua truk tersebut, Vika mengaku menggunakan lampu Eagle Eyes. Perbedaan lain diantara kedua truk itu ada pada griil. Jika pada truk putih orange bilah gril yang terbuat dari bahan pelat galfalum berjumlah enam, di truk red gold hanya lima. Maklum, bumper di truk ini lebih tebal.
Hanya soal interior masing-masing truk, Vika mengaku belum mengutak-atiknya. Selain karena diburu waktu, proses pengerjaanya juga rumit dan butuh biaya yang tak sedikit. “Karena itu saya hanya ubah warnannya saja, yang red gold saya ubah jadi ungu. Ubahan warna juga di truk putih orange,” jelasnya.
Proses pengerjaan truk putih orange sekitar empat bulan dengan total ongkos kurang lebih Rp 90 juta. Sementara, pengerjaan truk red gold lebih lama yakni hampir satu tahun. Maklum, proses pengerjaannya kerap terkendala kesibukan lain Vika sebagai seorang pengusaha.
“kalau biayanya sekitar Rp 110 juta,” ucap Vika.
Ihwal padu padan warna orange dengan putih itu, Vika mengaku hanya selera saja. Orange mengekspresikan kesegaran dan keramahan, serta keceriaan. Sedangkan putih menunjukan rasa persahabatan dan ketulusan.
“Yang pasti, semua yang kami kerjakan ini mengekspresikan kerja keras, semangat baja, ulet, dan pantang mundur. Ini sesuai dengan fungsi dan tugas truk yang menjadi teman dan sarana berbisnis bagi pemiliknya,” imbuh alumni Universitas Krisna Dwipayana, Jakarta, itu. (Ara)
