Yogita, Wanita Mantan Pengacara yang Memilih Jadi Sopir Truk

Yogita, mantan pengcara yang menjadi sopir truk-the better india

Bhopal– Seorang perempuan di Bhopal, India, memilih menjadi sopir truk untuk mencari nafkah setelah menjadi orang tua tunggal. Padahal ia memiliki dua gelar akademik dan pernah menjadi pengacara.

Yogita Raghuvanshi, demikian nama perempuan berparas manis itu. Ia lahir di Uttar Pradesh, dibesarkan di Nandurbar, Maharashtra sebagai sulung dari lima bersaudara.

Read More

Seperti dilaporkan media lokal India, Yogita adalah perempuan yang cerdas. Terbukti, ketika di bangku kuliah, nilainya di atas rata-rata. Bahkan, saat itu, ibu dari dua anak – Yashika dan Yashwin – itu berhasil menggondol dua gelar akademik di dua jurusan berbeda, ekonomi dan hukum perdata.

Setelah menyelesaikan pendidikan, Yogita muda menjadi pengacara junior di Pengadilan Tinggi Bhopal. Hanya sayang, di usianya yang masih muda dia harus meninggalkan profesi itu untuk menerima takdir dijodohkan orang tuanya dengan seorang pria dari Bhopal. Dia pun menikahi laki-laki itu pada tahun 1991.

Mahligai rumah tangga dia arungi penuh dengan keceriaan dan kedamaian pada awal-awal tahun pernikahannya. Namun keindahan dan kedamaian rumah tangganya mulai terusik sesaat setelah anak keduanya lahir.

Badai mengguncang biduk rumah tangganya, saat Yogita mengutarakan minatnya untukj bekerja agar meringankan beban sang suami. Tapi, dinyana, keinginan mulia itu ditentang dan dilarang oleh keluarga mertuanya.

Bahkan mereka menuding Yogita punya niatan buruk untuk meninggalkan suami. Bahkan, dia dituduh berbohong karena mengaku pernah bekerja sebagai pengacara.

Hatinya serasa teriris. Jiwanya terguncang. Apalagi, sang suami hanya mengikuti kata hati dan omongan keluarganya. Hubungan dengan keluarga suaminya pun mulai renggang dan terus memanas meski ia tetap setia mendampingi suami.

Tapi, malang tak bisa ditolak. Pada tahun 2000 suaminya meninggal karena kecelakaan lalu-lintas.

Yogita- the better India
Yogita- the better India

Sebagai orang tua tunggal, mau tak mau dia harus mengambil kendali mencari nafkah untuk membesarkan dua orang anaknya. Terlebih dia bertekad agar kedua buah hatinya mendapatkan pendidikan terbaik hingga tingkat perguruan tinggi.

Hanya sayang, ketika dia melamar menjadi pengacara lagi tak semudah membalik telapak tangan. Begitu pun saat menjajal profesi lain. Berbagai kendala tak masuk akal menghadang. Memang, ada salah satu  kantor pengacara yang mau menerimanya namun dengan bayaran yang sangat murah karena dia harus memulai dari nol.

Padahal, kebutuhan semakin mendesak. Tuntutan perut dan lainnya tak bisa berkompromi. Akhirnya, dia pun mencari pekerjaan lain.

Di tengah kegalauannya, seorang kenalan menganjurkan dia melamar menjadi sopir truk. Kebetulan profesi itu sangat dibutuhkan di kota tempat tinggalnya. Tak berpikir panjang, Yogita melamar karena ia juga memiliki kemampuan menyetir mobil.

Tanpa kendala yang berarti, saat itu, tahun 2000, dia langsung diterima oleh pemilik perusahaan angkutan truk. Walau sedikit canggung, namun ia tak bingung. Baginya, inilah sebuah pilihan.

“Jika aku memilih untuk menjadi pengacara junior aku hanya dibayar murah yang tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Mungkin sampai bertahun-tahun harus menerima seperti itu. Akhirnya aku pelajari, ternyata menjadi pengemudi truk mendapatkan upah secara instan dan lumayan untuk menutupi kebutuhan. Dan mungkin karena aku satu-satunya sopir yang memiliki dua gelar akademik,” paparnya.

Pandangan sinis dan cibiran dari tetangga, saudara, bahkan sesama sopir yang semuanya pria, dia hadapi dengan tenang. Yogita bergeming. Baginya, pekerjaan itu halal, tak melanggar hukum dan tak merugikan orang lain.

Karenanya, ia terus melangkah menjalani profesinya dengan sebaik-baiknya. Bahkan dia mengaku semakin cinta dengan profesi sopir truk karena sangat menikmati. “Sudah kepalang tanggung. Aku begitu menikmatinya sehingga tak ada waktu berpikir untuk yang lain. Mencari pekerjaan lain misalnya. Karena aku menyukai perjalan yang sepertoi petualangan. Kebetulan anak-anakku mendukung,” tuturnya suatu ketika.

Tak terasa hari berganti bulan, dan bulan berganti tahun. Pandangan minor orang terutama sesama sopir berubah. Kini, Yogita sangat disegani. Tak hanya oleh para kolega dan tetangga, tetapi oleh para aparat yang bertugas di jalan.

Maklum, dia dianggap senior dengan segudang pengalaman. Tercatat, sejak tahun 2000 hingga kini, wanita perkasa ini telah menjalankan truk sejauh 700.000 kilometer. Sebuah perjalanan kendaraan dan kehidupan yang melelahkan tapi menyenangkan. (Ara/ Berbagai sumber)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *