Harapan Penjualan Truk Melaju di Semester Dua Meleset

Jakarta – Harapan dari kalangan Agen Pemegang Merek (APM) truk di Indonesia bahwa penjualan truk bakal mencorong di semester dua tahun ini sepertinya meleset. Hingga akhir akhir kuartal tiga atau September lalu, penjualan masih melorot 14,5 persen.

“Dibanding Januari hingga September 2016, jumlah penjualan masih turun 14,5 persen. Tahun lalu sebanyak 56.621 unit, dan tahun ini hanya 49.402 unit,” ujar salah seorang pengurus Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kepada Otoniaga melalui telepon, Minggu (30/10).

Read More

Menurutnya, sejumlah paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah selama ini belum memberikan dampak signifikan kepada sektor-sektor yang dalam operasionalnya mengandalkan truk. Dia menyebut, kebijakan itu baru menyentuh bagian-bagian makronya saja.

“Sehingga, tidak ada atau kalau pun ada sangat kecil sekali pengusaha di bidang yang menggunakan truk ini menambah investasi dan menyerap truk baru dalam jumlah besar,” ungkapnya.

Mengutip lembaganya, sumber itu menyebut dalam tiga kuartal terakhir, hanya segmen truk berat yang digunakan sektor konstruksi dan infrastruk saja yang mbukukan peningkatan penjualan. Jika pada tiga kuartal tahun lalu penjualannya sebanyak 5.511 unit, di tahun ini sebanyak 6.114 unit.

“Artinya, ada kenaikan sebesar 10,9 persen. Dan yang perlu diingat adalah, permintaan meningkat itu hanya di sektor konstruksi dan infrastruktur ya. Sektor tambang dan perkebunan belum ada, meskipun katanya harga batubara naik, dan harga CPO (Crude Palm Oli atau minyak sawit mentah), juga ada pergerakan naik,” paparnya.

Sementara di segmen truk medium yang biasa digunakan oleh aktor logistik distribusi barang jarak jauh dan angkutan komoditas, masih lunglai. Jika di Januari sampai September 2015 penjualan masih bertengger di angka 5.602 unit, tahun ini terperosok di angka 4.724 unit atau melorot 15,6 persen.

Kondisi di segmen truk ringan setali tiga uang. Jika di sembilan bulan pertama penjualan tercatat sebanyak 46.508 unit, tahun ini cuma 38.564 unit atau susut 17,08 persen.

Masih muramnya permintaan truk di sektor tambang dan perkebunan diakui Ketua DPC Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Samarinda, Sadam Husen. Malah, kata dia, kini banyak pengusaha angkutan truk yang disewakan ke perusahaan tambang banyak armadanya yang ditarik oleh perusahaan pembiayaan atau bank karena storan angsuran macet.

“Sekitar 80 persen perusahaan rental truk mengalami kondisi seperti ini. Terjadi setelah banyak perusahaan tambang yang gulung tikar tiga atau dua tahun lalu. Dan puncaknya tahun ini. Saya tahu persis karena perusahaan saya juga menyewakan alat berat untuk perusahaan tambang,” tutur Direktur Utama PT MIM Transport Samarinda itu.

Menurutnya, kendati dalam beberapa bulan terakhir sudah ada geliat harga batubara, namun hal itu tak serta menaikan permintaan truk. Selain kevakuman kegiatan yang cukup lama, tidak mudah bagi perusahaan tambang yang sudah mati, mati suri, atau pun yang dalam kondisi hidup segan mati tak mau langsung bangkit dan berlari beroperasi.

“Tentu butuh waktu. Dan itu juga tak mudah begitu saja,” ucapnya.

Sementara itu, data Gaikindo mencatat sepanjang tiga kuartal pertama tahun ini, penjualan Mitsubishi Fuso merosot 18,5 persen. Hingga akhir September lalu, penjualan kumulatif merek ini sebanyak 23.141 unit.

Padahal, di kurun waktu yang sama tahun lalu penjualan masih sebanyak 28.418 unit. “Iya. Penjualan kita masih turun 18,5 persen (dibanding tahun lalu). Kondisi (ekonomi nasional) memang masih lesu,” kata dia di selalu acara Truck Campaign di Jakarta, belum lama ini.

Sedangkan merek Hino, meski tak sebanyak Mitsubishi Fuso, juga mencatatkan melorotnya penjualan. Tercatat, penjualan merek ini menciut 0,4 persen, yakni dari 14.482 unit tahun lalu, menjadi 14.413 unit di tahun ini.

Adapun truk besutan Isuzu yang dijajakan PT Isuzu Astra Motor Indonesia, anjlok 16,3 persen sepanjang kurun waktu itu. Jika di tahun lalu masih laku 9.868 unit, tahun ini cuma 8.258 unit. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *