Bemo Daihatsu Midget, Pionir Kejayaan Mobil Jepang di Indonesia

Daihatsu MP-dok.Istimewa

Jakarta – Kendaraan roda tiga yang dibuat dan dipasarkan Daihatsu Motors pada tahun 1957 – yang kemudikan dijuluki sebagai Bemo – hadir di Indonesia pada tahun 1962 menyusul Toyota Land Cruiser kanvas yang sudah masuk setahun sebelumnya. Kedua kendaraan itulah yang menjadi cikal bakal dan tonggak pertama kejayaan mobil buatan Jepang di Indonesia.

“Sebelumnya, sejak Mercedes-Benz Phaeton yang dibeli oleh Sunan Pakubuwono X dari Surakarta pada tahun 1894, terus mengalir mobil-mobil ke Hindia Belanda (Indonesia). Mobil-mobil dari Amerika (buatan General Motors) dan dari Eropa (Mercedes-Benz/Daimler) yang didatangkan oleh importir untuk memenuhi pesanan pejabat dan orang-orang kaya di negeri ini saat itu,” tutur Wasis Sasmito, pengamat sejarah otomotif nasional kepada Otoniaga di Jakarta, Senin (7/11).

Read More

Karena permintaan semakin bertambah dan potensi pasar ternyata besar, General Motors (GM) pada tahun 1927 mengajukan izin – dan kemudian disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda – untuk mendirikan NV General Motors Java Handel Maatschappij (NVGMJHM). Sejak itulah, beragam mobil buatan GM pun terus mengalir deras ke nusantara.

Bahkan, pada tahun 1938 pabrikan asal Amerika Serikat itu mendirikan pabrik perakitan truk dan bus di dekat Pelabuhan Tanjung Priok, Batavia (Jakarta-red). Pabrik itu sekaligus menjadi fasilitas perakitan mobil pertama yang ada di Hindia Belanda.

Singkat cerita, ketika Indonesia merdeka, impor mobil dari Amerika dan Eropa memang masih terus berlangsung. Namun pergeseran mulai terjadi di awal dekade 60-an. Kala itu aliran mobil Jepang ke negeri ini mulai terjadi, yakni ketika Departemen Transmigrasi, Koperasi, dan Pembangunan Masyarakat Desa, mendatangkan 100 unit Toyota Land Cruiser pada tahun 1961.

Kendaraan SUV itu digunakan sebagai kendaraan operasional penunjang program transmigrasi di seluruh penjuru Tanah Air.

“Setahun kemudian, atau tahun 1962, datang Daihatsu Midget yang didatangkan untuk persiapan Asian Games IV 1962 di Jakarta. Entah mengapa disebut Bemo, yang  bagi masyarakat itu berarti akronim dari Becak Motor. Tapi terlepas dari perdebatan soal nama itu, Midget bersama Toyota Land Cruiser menjadi cikal bakal dan tonggak pertama kejayaan mobil-mobil Jepang di Indonesia,” papar Wasis.

Daihatsu Midget 1-Wikipedia
Daihatsu Midget 1-Wikipedia

Generasi pertama Midget dinamai dengan DKA mulai dibuat pada tahun 1957 dan mulai dijajakan pada 1 Agustus tahun itu juga. Kemudinya masih sama dengan setang sepeda motor. Ruang untuk pengemudi model ini masih menggunakan atap dari kanvas. Namun, ruang pengemudinya tak berpintu.

Bemo ini memiliki panjang 2.540 milimeter (mm), lebar 1.200 mm, dan tinggi 1.500 mm. Jumlah penumpangnya hanya satu orang, dengan bak belakang untuk barang.

Daihatsu membekalinya dengan mesin tipe ZA dua tak dengan sistem pendinginan oleh kipas. Mesin satu silinder 250 cc yang berbahan bakar bensin tersebut mampu menyemburkan tenaga hingga 10 hp.

Berbekal tenaga sebesar itu, kendaraan roda tiga ini mampu melaju hingga 65 km/jam. Sedangkan kapasitas muatannya 300 kg, dan berat kosongnya 350 kg.

Setelah model pertama itu berhasil dan laku keras di Jepang dan termasuk Indonesia, Daihatsu mengembangkan dan memproduksi model yang baru, antara lain DKII, DSV. Daihatsu membuat bagian belakang dari dua model itu berbentuk kotak. Kemudian DSAP yang berkapasitas dua tempat duduk.

Bahkan kemudian muncul MP4 yang di Indonesia juga dijadikan kendaraan angkutan penumpang umum alias kendaraan niaga. Menariknya, bak belakang diberi penutup dari kanvas dan tempat duduk dibuat saling berhadapan, sehingga memuat lebih banyak penumpang.

Dan yang pasti, setelah kehadiran Midget dan Land Cruiser itu, berbagai kendaraan bermotor asal Jepang pun mengalir deras ke Tanah Air. Bahkan terus merajalela. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *