Semarang – Bertempat di kampus Universitas Diponegoro (Undip), Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perhubungan, resmi meluncurkan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang koridor 5 dan 6, masing-masing melayani rute Meteseh – PRPP dan rute Kampus Undip Tembalang – Kampus Unnes Sekaran. Peluncuran secara resmi dilepas oleh Sekda Kota Semarang Adi Trihananto yang mewakili Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang berhalangan hadir.
“Sebagai komitmen dari Pemerintah Kota Semarang untuk melayani masyarakat lebih baik di transportasi umum. Rute ini memang telah diminta cukup lama oleh kalangan kampus untuk menghubungkan rute antar kampus,” ucap Adi, Jumat (31/3).
Untuk melayani penumpang di rute koridor 5 dan 6, Dishub menyediakan 16 bus tiap koridor serta dua bus cadangan. Bus yang disediakan adalah bus sedang dengan kapasitas penumpang sekitar 30 orang. Sedangkan untuk memperlancar operasional BRT Dishub sudah menyediakan 34 shalter untuk sepanjang rute koridor 5 dan 18 shelter di koridor 6.
Rute koridor 5 cukup panjang mulai dari Perumahan Dinar Indah, kemudian menuju jalan Kedungmundu, Jalan Tentara Pelajar, Jalan Mt Haryono, Jalan Sri Wijaya, Jalan Pahlawan, Jalan Gajahmada. Kemudian dilanjutkan ke Jalan Pemuda, Jalan Dr Sutomo (RS Karyadi), ke barat menuju Jalan Kali Garang, Jalan Pamularsih. Lalu memutar di Kalibanteng, menuju jalan Siliwangi, kemudian ke jalan Puri Anjasmoro menuju PRPP. Saat kembali rutenya tetap sama hanya beda di Jalan Pemuda beralih ke Jalan Imam Bonjol, dan Jalan Gajahmada dialihkan ke Jalan Thamrin.
Sementara, untuk koridor 6 relatif lebih pendek. Mulai dari kampus Undip Tembalang, kemudian Jatingaleh. BRT tidak langsung mengambil arah Jalan Pawiyatan Luhur melainkan lebih dulu melalui Jalan Teuku Umar, Jalan Sultan Agung dan baru kembali memutar di Rumah Sakit Elisabet, kembali ke Jatingaleh, baru kemudian menuju Jalan Pawiyatan Luhur, melewati Kampus Unika, Untag, IKIP Veteran, Akpeli, sampai pertigaan kretek besi. Lalu naik ke arah Unnes. Saat kembali armada BRT tetap melalui rute yang sama.
Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Tri Wibowo mengatakan, shalter yang disediakan saat ini baru 2/3 dari kebutuhan, hal itu dikarenakan, masih melihat potensi penumpang yang ada. “Jalur ini adalah jalur yang baru, dan masih memerlukan penyesuaian,” katanya, Jumat (31/3/2017).
Selama tiga hari ke depan masyarakat yang ingin memanfaatkan moda transportasi BRT di koridor 5 dan 6 digratiskan dan akan diberlakukan tarif normal setelahnya. Untuk tarif normal, setiap penumpang khusus pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp1000 sedangkan untuk penumpang umum adalah Rp3.500. Untuk pembayaran BRT, masyarakat saat ini sudah bisa menggunakan kartu Semarang Hebat yang diterbitkan oleh bank BNI dan Bank BRI.