New Delhi – Salah satu produsen kendaraan komersial di India, Ashok Leyland (ALL) mengatakan bahwa mereka memiliki tiga pendekatan untuk meningkatkan jumlah bus listrik di India, termasuk teknologi dari Eropa dan teknologi pergantian baterai.
Managing Director All, Vinod K Dasari mengatakan bahwa perusahaan memiliki ketertarikan kuat akan segmen kendaraan listrik. Dia juga mengatakan bahwa pemerintah tampak akan membeli sekitar 20.000 – 25.000 unit kendaraan listrik. Selain Tata Motors, kompetitor juga hadir dari Cina, seperti BYD serta perusahaan dari Eropa.
“Kami sangat tertarik dan yakin mampu mendapatkan pasar di bisnis ini. Kami memiliki tiga pendekatan untuk bus listrik,” kata Dasari. Perusahaan saat ini memproduksi bus listrik di Eropa dan menjual sasis di Amerika Serikat.
Dasari juga mengatakan bahwa anak perusahaan ALL di Inggris, Optare memproduksi bus listrik. Jadi ALL akan mengikuti basis strategi yang digunakan Optare di Eropa. ”Bus di Inggris memiliki baterai yang sangat tinggi, kapasitasnya serta charge hanya sekali atau dua kali sehari. Ini akan menambah tantangan baru, infrastruktur untuk charging bus,” terangnya.
ALL sendiri pada Oktober 2016 lalu menghadirkan bus listrik pertama ‘Made in India’ dengan nama ‘Circuit’. Recananya bus listrik baru nanti akan dikembangkan dengan basis dari Circuit, meski memiliki sistem baterai dan charging yang berbeda. Strategi selanjutnya dari ALL adalah mengembangkan teknologi pergantian baterai, yang saat ini masih terus diteliti.
Di India saat ini penerimaan akan bus dan listrik dan hybrid tergolong lambat, hal ini dikarenakan faktor biaya. Rata-rata biaya bus hybrid atau listrik 3 hingga 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bus diesel. Meski begitu, seiring dengan berkembangnya teknologi, biaya dari bus listrik berangsur menurun, membuat populasi bus listrik atau hybrid semakin meningkat Eropa maupun Amerika Serikat.