Jakarta – Tren bisnis kuliner dengan menggunakan food truck yang mulai marak sejak tahun 2013 kini terus berkembang dan tak mengenal istilah krisis. Peluang besar yang menjanjikan bagi industri karoseri.
“Lima atau empat tahun lalu, istilah food truck masih asing, dan hanya kita lihat di negara-negara maju seperti Amerika, Eropa, atau Australia melalui televisi. Tapi, saat ini di Jakarta dan sekitarnya, atau bahkan kota-kota besar lain seperti Surabaya, Palembang, Medan, Makassar, Bandung, sudah mulai ada food truck,” papar Mulyadi, pemilik karoseri Multi Jaya Teknik, Cipondoh, Tangerang, kepada Otoniaga.
Mengutip data yang disodorkan Asosiasi Food Truck Indonesia, pria 38 tahun itu menyebut saat ini tak kurang dari 45 – 50 food truck tersebar di Jakarta saja. “Itu belum termasuk di Bogor, Tangerang, dan Bekasi, serta Depok,” kata dia.
Artinya, kini bisnis kuliner dengan food truck sudah tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Maklum, keuntungan yang dijanjikan bisnis ini juga cukup menggiurkan.
Terlebih, kini untuk membuat food truck juga tak harus mahal. Sejumlah karoseri skala kecil menengah, juga sanggup membuat food truck dengan harga terjangkau yang cocok bagi calon pebisnis yang baru memulai usaha.
Ucapan Mulyadi diamini Daniel Rumbas, pemilik bengkel dan karoseri Mekar Sejati Abadi, Serpong, Tangerang Selatan. Menurutnya, rata-rata tarif karoseri yang dipatok oleh perusahaan pembuat food truck kelas menengah ke atas minimal Rp 95 juta.
“Harga sebesar itu sudah termasuk pemasangan instalasi listrik, tangki air bersih, serta air kotor,” ujar bapak dua anak yang baru dua tahun ini mengerjakan karoseri food truck.
Namun, lanjutnya, jika pemilik ingin mobilnya juga dilengkapi furnitur seperti meja dan rak peralatan memasak, maka harga bisa mencapai Rp 150 juta. “Tetapi kalau di perusahaan karoseri kecil seperti kami, untuk karoseri mulai Rp 35 juta, dan interior funtirure dari bahan stainless steel food grade (layak untuk makanan) Rp 5 juta per meter lari,” paparnya.
Harga yang lebih murah dipatok Mulyadi. Untuk pengerjaan bak atau eksterior dengan tiga pintu yakni samping kanan dan kiri serta belakang, dia mematok tarif Rp 25 juta.
Sedangkan untuk interior termasuk furniture dari bahan stainless steel, insulasi, serta exhaust system, dia mengenakan tariff Rp 4,5 juta per meter lari. “Tapi itu belum termasuk generator dan exhaust system,” ucapnya.
Dan satu hal yang patut dicatat, tarif yang dipatok oleh Daniel maup[un Mulyadi itu juga dengan catatan sasis dan mesin mobil disediakan oleh pemesan. Umumnya, harga sebesar itu dengan asumsi mobil yang digunakan adalah pickup Daihtsu Gran Max dan sejenisnya.