World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 3 juta orang meninggal setiap tahun terkait dengan paparan terhadap polusi udara terbuka.
Oleh sebab itu sejumlah kota dunia (Paris, Madrid, Atena dan Mexico City) telah tegas menyatakan akan melarang penggunaan kendaraan berbahan bakar diesel (mobil, bus dan truk)pada 2025. Sementara kota-kota lainnya mengikutinya dengan memperluas kawasan rendah emisi dan penerapan tarif.
Dalam suatu penelitian di Barcelona terungkap bahwa Anak-anak dari sekolah-sekolah di kawasan-kawasab dengan polusi tinggi memiliki pertumbuhan kognitif lebih kecil dibandingkan anak-anak dari sekolah-sekolah di daerah-daerah berpolusi rendah.
“Hasil penelitian kami kuat dan masuk akal. Pertumbuhan beberapa fungsi kognitif selama usia sekolah dilemahkan sehubungan dengan tingkat keterpaparan polutan lalulintas di udara sekolah,” kata Jordi Sunyer, Head of the Child Health Programme di ISGlobal sekaligus kepala peneliti.
“Barcelona memiliki struktur padat dan kepadatan lalulintas tinggi dengan 7.000 mobil per kilometer persegi dibandingkan dengan 2.000 di London. Jadi, Barcelona adalah studi kasus yang bagus dan hasilnya dapat diterjemahkan ke banyak bidang lainnya.”
Penelitian tersebut melibatkan 2.715 anak-anak, berusia 7-10 tahun, dari 39 sekolah di Barcelona yang terkena polusi udara tinggi dan rendah terkait lalulintas. Anak-anak diuji empat kali selama setahun dan pengukuran polusi udara (nitrogen dioksida, NO2, karbon elemen, EC, dan partikel-partikel ultrafine, UFP 10-700nm) diukur bersamaan di halaman sekolah dan di dalam kelas. Perkembangan kognitif anak-anak diukur dengan beberapa tes, di antaranya penilaian ingatan dan ketidakaktifan mereka.
Polusi udara tidak saja mempengaruhi perkembangan otak anak-anak. Kemampuan kognitif orang-orang lanjut usia (Lansia) dikabarkan terpengaruh meski tidak ada datanya.
“Kami telah menemukan efek akut dari polusi udara, hal ini juga dapat terjadi pada orang dewasa meskipun belum ada data. Pada orang-orang tua, ada banyak penelitian kelompok yang menunjukkan peningkatan penurunan kognitif terkait dengan polusi udara, dan beberapa penelitian berhubungan dengan polusi udara dan Alzheimer,” kata Jordi Sunyer.
Kota Barcelona telah bereaksi kuat terhadap laporan penelitian tersebut. Kota ini membuat pengubahan pada rencana kota dengan memperkenalkan Superilles (blok super dengan lalu lintas kendaraan yang dibatasi) dan memperluas kawasan pejalan kaki dan sepeda serta mengubah rute yang padat. Kota juga memperbaiki transportasi umum dan terutama layanan bus dengan menciptakan jalur-jalur khusus bus, lokasi parkir dan lokasi perpindahan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Panduan untuk penggunaan yang lebih luas dari bus berkelanjutan juga disusun dalam Urban Mobility Plan. Minibus listrik akan digunakan di lingkungan-lingkungan dengan kesulitan mobilitas. Ada juga uji coba yang dilakukan dengan bus listrik hibrida 12 meter.
“Kita perlu mengurangi lalulintas, menerapkan elektrifikasi dan melepaskan bahan bakar karbon. Dan yang terpenting, hilangkan lalulintas di sekitar sekolah,” katanya. [Itn]