Hingga Mei, Kredit Kendaraan Komersial Bank Mandiri Rp 5,58 T

bank mandiri

Jakarta – Sepanjang Januari – Mei 2016, Bank Mandiri melalui Mandiri Utama Finance dan Mandiri Tunas Finance, menyalurkan kredit kendaraan bermotor senilai Rp 18,6 triliun. Sekitar 30% atau Rp 5,58 triliun ke segmen kendaraan niaga atau komersial.

“Untuk kendaraan niaga ini mulai dari minibus untuk angkot (angkutan kota) pickup, truk hingga truk berat,” tutur Ari Wita Pinem, Brand Marketing & Analytics Department Strategic Marketing & Communication Group Bank Mandiri dalam surat elektroniknya kepada Otoniaga, Senin (13/6).

Read More

Menurut Wita – panggilan Ari Wita – pihaknya sangat menyadari di saat perekonomian yang masih belum membaik saat ini potensi kredit macet, khususnya di segmen kendaraan komersial juga tinggi.

“Tentunya kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih turut menyebabkan kualitas kredit untuk kendaraan komersial mengalami penurunan,” ucapnya tanpa merinci besaran tingkat kredit macetnya.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto tak menampik kabar banyaknya kredit macet di segmen kendaraan komersial.

“Menurut informasinya sih seperti itu. Tapi berapa besarnya peningkatan kredit macet, saya tidak tahu persis. Bisa Anda cek ke APPI (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia),” ujar Jongkie saat ditemui di sela acara buka puasa bersama Gaikindo beberapa waktu lalu.

Jika di segmen ini banyak kredit macet, lanjut Jongkie, hal itu wajar. Sebab, penyerap kendaraan niaga – khususnya dari pickup hingga tuk berat – adalah sektor bisnis yang saat ini kondisinya muram. Sedangkan sekitar 90% kendaraan tersebut dibeli secara kredit.

“Sekarang, banyak perusahaan atau pengusaha yang pasrah. Kendaraan diserahkan ke leasing (pembiayaan) atau kalau ada yang mau ya over kredit. Mereka melakukan cutloss. Tapi di semester kedua tahun ini kita harapkan kondisi berubah, ekonomi lebih baik,” kata dia.

Sementara, untuk mengantisipasi kondisi terburuk seperti itu terjadi, dua anak perusahaan Mandiri melakukan shifting atau beralih ke pembiayaan kendaraan penumpang.

“(Caranya) dengan memanfaatkan event-event pameran. Diantaranya GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show),” imbuh Jongkie.

Cara lain yang ditempuh agar kredit tetap mengalir adalah, melakukan crossselling kepada nasabah yang telah ada di Bank Mandiri. Caranya ini tentu lebih aman karena profil dan kemampuan dari konsumen sudah terlihat dengan jelas.

Dengan strategi seperti itu, bank pelat milik pemerintah – yang telah go public – ini optimistis pertumbuhan kredit pembiayaan kendaraan bakal tumbuh 10 – 15 %. Manajemen berharap di semester kedua tahun ini perekonomian akan lebih baik.

“Bank Mandiri turut mendorong di antaranya melalui pelaksanaan GIIAS di bulan Agustus 2016 ini. Sehingga industri kendaraan bermotor kembali bergairah. Sehingga secara overall, pertumbuhan pembiayaan dapat terus tumbuh dari tahun ke tahun,” paparnya. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *