Jakarta – Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyebut saat ini pesona bus Antar Kota Antra Provinsi (AKAP) di mata masyarakat telah meredup karena kalah bersaing dengan angkutan lain. Dia meminta perusahaan otobus untuk melakukan perubahan dan inovasi agar bus ini kembali memikat masyarakat.
Jonan menyebut pengalamannya saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) sepanjang tahun 2009 – 2014 sebagai contoh. Saat itu dia berhasil melejitkan pendapatan KAI dari Rp 4,2 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 13,6 triliun pada tahun 2014.
“Kenapa bisa begitu? Apa yang bisa dijual yakni keamanan dan kenyamanan. Nah sekarang, kalau saya Tanya ke bapak mengapa bus AKAP tidak bisa bersaing? Ya kalau saya, itu karena salah kita sendiri, bukan salah orang lain,” paparnya kepada pimpinan perusahaan otobus di kantornya di Jakarta, kemarin.
Mantan eksekutif City Bank ini pun menawarkan kiat perubahan agar pesona bus AKAP kembali mengkilap kepada pimpinan perusahaan otobus.Pertama, perusahaan harus melakukan pembenahan soal keamanan dan kenyamanan bus.
Kedua, perusahaan juga harus kembali mengevaluasi manajemen trayek bus. Dia menyarankan agar trayek bus tak menempuh jarak atau trayek yang jauh, sebab akan kalah bersaing dengan moda transportasi lain khususnya pesawat.
Ketiga, jika pembenahan aspek keamanan dan kenyamanan tersebut sudah dipenuhi maka terminal A yakni terminal di masing-masing daerah yang melayani trayek bus AKAP akan dikelola langsung oleh kementerian. Sehingga, aspek kenyamanan, efisiensi, serta efektifitas layanan terminal yang juga akan berdampak ke daya tarik bus AKAP akan meningkat.
Keempat, Jonan mengusulkan agar bus AKAP diberi subsidi mulai tahun 2018. Dengan demikian harga tiketnya akan terjangkau. “Pada (tahun) 2018 nanti, semua bus AKAP akan kita coba carikan subsidi. Tapi harus diperbaiki dulu (layanan kenyamanan dan keamanan). Saya percaya AKAP itu mustinya bisa bersaing dengan kereta api,” paparnya.
Menyikpai hal ini, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Organda Adrianto Djokosoetono mengaku menyambut baik usulan Jonan. Dia menyebut, memang sudah semestinya perusahaan otobus melakukan evaluasi dan instropeksi untuk meningkatkan pelayanan. “Sebab, masyarakat sendiri juga semakin banyak pilihan (moda transportasi). Begitu pun dengan selera maupun keinginan. Bagaimana pun konsumen itu kan yang menentukan,” paparnya di kantor Kementeri Perhubungan, Selasa (14/6).
Dia juga mengaku senang jika rencana pemberian subsidi tersebut terealisasi. Sebab, dengan demikian masyarakat akan kembali melirik bus AKAP karena harga tiketnya terjangkau dan pelayanannya nyaman dan aman.
Adrianto juga menegaskan Organda juga akan transparan dalam hal penerimaan subisidi nantinya. “Ya tinggal periksa (audit) saja,” ungkapnya.
Sementara itu, sejumlah pengemudi bus AKAP yang ditemui di Terminal Poris Plawad Tangerang mengaku senang jika subsidi ke bus AKAP ekonomi diberikan. “Tentu saja senang bang. Cuma kalau pengelolaan terminal tipe A dengan gaya pengelolaan baru ini kita belum paham. Intinya mah, kita pingin yang tidak menyulitkan pengemudi atau perusahaan PO. Kalau pembenahan (kenyamanan dan keamanan) kita pasti lakukan,” tutur Idrus, sopir bus AKAP Sumatera – Jawa. (Ktrb/Imh/Ara)