Salah satu prioritas pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah saat ini yang juga calon gubernur pilkada mendatang, Ganjar Pranowo adalah program transportasi massal. Guna mewujudkan perkembangan transportasi massal Jawa Tengah, berbagai langkah diupayakan oleh Ganjar. Salah satunya dengan mengunjungi perusahaan-perusahaan karoseri yang ada di wilayah Jawa Tengah.
Senin (26/2) lalu, Gubernur Ganjar didampingi istri dan beberapa orang kepercayaannya berkunjung ke garasi Perusahaan Otobus Nusantara yang berlokasi di Karanganyar Kabupaten Demak. Ganjar langsung berkeliling garasi yang juga difungsikan sebagai pabrik perakitan bus tersebut.
>>> Review Toyota Hilux 2017 Indonesia
Tampak seksama Gubernur melihat proyek pengadaan bus Trans Jakarta yang dikerjakan oleh karoseri PO Nusantara. Sebanyak 100 unit bus sedang digarap oleh para karyawan. Mereka tetap fokus dan tidak terganggu dengan kehadiran orang nomor satu di Jawa Tengah tersebut.
Melanjutkan keliling di area perusahaan, ada satu unit bus yang cukup menarik perhatian Gubernur Ganjar, yaitu bus Omah Mlayu. Mengenakan helm pengaman warna putih bernomor 1, Gubernur melihat bagian dalam bus.
Bus Omah Mlayu merupakan salah satu bus termewah yang diproduksi PO Nusantara Demak. Dibuat tahun 2008, bus Omah Mlayu dilengkapi dengan berbagai fasilitas lux layaknya kantor dan rumah pribadi seperti monitor televisi 32 inci, kulkas, kursi pijat refleksi, dapur, ranjang tidur bertingkat, ruang rapat, hotspot area, toilet. Gubernur Ganjar bahkan terpesona saat menjajal duduk di sofa berlapis kulit yang terdapat di dalam bus.
“Wah, empuk tenan sofane (wah, empuk sekali sofanya),” tutur Ganjar sambil tersenyum.
>>> Ingin membeli kendaraan niaga, inilah daftar mobil dijual dengan harga terjangkau untuk Anda
Selesai berkeliling melihat aktifitas produksi, Gubernur melakukan perbincangan dengan jajaran direksi perusahaan otobus Nusantara. Dalam keterangan pers yang dilakukan setelahnya, Gubernur mengungkapkan rasa bangganya industri karoseri di Jawa Tengah banyak yang mendapat kepercayaan dari berbagai daerah.
“Ternyata bus-bus yang diproduksi di sini pesanan dari Jakarta. Ada 100 unit bus Trans Jakarta yang dibuat di sini. Kita harus bangga, Jawa Tengah tetap dipercaya dalam industri karoseri,” kata Ganjar.
Khusus buat PO Nusantara Demak, Ganjar menyampaikan apresiasi atas inovasi desain bus yang dibuatnya, seperti bus tingkat yang digunakan untuk transportasi massal di kota Solo. Itu adalah desain dan hasil produksi karoseri PO Nusantara.
Gubernur melanjutkan penjelasannya tentang program transportasi massal Jawa Tengah yang sedang digagas. Menurutnya, transportasi massal memang tidak selalu mobil roda empat atau lebih. Ada juga kereta api yang memiliki kapasitas angkut sangat besar. Namun, tidak bisa dipungkiri kalau bus masih jadi ujung tombak untuk transportasi massal di daratan.
>>> Tips & trik otomotif lainnya
Program pertama sudah dijalankan oleh Gubernur Ganjar, yaitu peluncuran bus Trans Jateng yang melayani koridor Stasiun Tawang hingga terminal bus Bawen pada tanggal 7 Juli 2017 lalu. Sasaran utama yang dituju adalah para buruh dan pelajar. Meski demikian, Trans Jateng cukup diminati semua kalangan masyarakat, tidak hanya buruh dan pelajar saja. Selain busnya nyaman dengan jangkauan jarak yang cukup panjang dari Tawang hingga Bawen, tarif yang ditetapkan juga murah. Untuk pelajar hanya Rp 1.000, sedangkan untuk umum hanya Rp 3.000.
“Kita evaluasi dulu kalau ya akan dikembangkan di koridor lain atau kabupaten lain karena ternyata masyarakat butuh transportasi murah, mudah, dan nyaman, ” sambungnya.
Program lain yang sempat disinggung Gubernur Ganjar adalah bus sekolah. Gubernur mengaku masih mengalkulasi dan mempersiapkan konsep yang pas bagi para pelajar di semua kabupaten di Jawa Tengah. Proyeksinya, bus sekolah bisa jadi favorit para pelajar sehingga mereka tidak lagi harus membawa kendaraan pribadi yang mahal untuk pergi sekolah baik itu motor maupun mobil.
“Bagaimana bus-bus ini menjadi transportasi favorit para pelajar dan mahasiswa, daripada mereka naik kendaraan pribadi yang mahal dan menambah kemacetan jalan,” jelasnya.
Diharapkan bahwa program transportasi massal Jawa Tengah pun dapat segera terwujud.
