OTONIAGA.com – Pemerintah pada akhir tahun 2018 lalu meluncurkan tol baru, Trans Jawa yang dihadirkan untuk memperlancar moda transportasi darat di pulau Jawa. Namun dengan tingginya tarif tol tersebut, pengemudi truk angkutan barang beralih haluan dari Tol Trans Jawa kembali melaju di Jalan Pantura.
Perpindahan tersebut terlihat dengan naiknya kepadatan lalu lintas di sepanjang Jalur Pantura, salah satunya di Pekalongan.
Dari data Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, tercatat adanya peningkatan arus lalu lintas mencapai sekitar 70%, yang didominasi kendaraan truk, akhir Januari lalu.
Kejadian beralihnya kembali kendaraan truk ke jalur pantura dikatakan Pengusaha Logistik karena kurang belajarnya pemerintah dari pengalaman menentukan tarif tol. Menurut Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita kejadian tol sepi peminat karena tingginya tarif yang diberikan sudah pernah terjadi di Tol Cipali. Menurutnya pemerintah tidak belajar dari pengalaman tersebut.
“Pemerintah tidak belajar dari kasus tol Cipali yang sudah beroperasi 3 tahun lalu tapi sepi karena biaya tolnya Rp 400 ribu untuk truk. Apalagi Tol Trans Jawa yang biaya tolnya bisa sampai lebih dari Rp 1,2 juta untuk truk,” pungkas Zaldy seperti dilansir dari detik.
Dia menjelaskan bahwa meski fasilitas yang diberikan pemerintah untuk tol Trans Jawa bagus, namun dengan tingginya tarif akan membuat angkutan logistik, terutama truk enggan untuk menggunakannya.
“Jadi walaupun fasilitas di Tol Trans Jawa bagus banget. Kalau masih mahal ya truk tidak akan lewat,” jelas Zaldy.
“Sangat sayang kalau tol Trans Jawa dibangun dengan biaya triliunan rupiah hanya dipakai untuk liburan lebaran dan natal saja. Sangat mubazir,” kata Zaldy.