JAKARTA — Perkembangan digitalisasi turut mewabah di sektor logistik. PT Phos Tekno Indonesia pun akhirnya menggagas lahirnya aplikasi On-Trucks melalui ketersediaan layanan pengiriman barang ke berbagai daerah secara online.
Bak gayung bersambut, jasa On-Trucks pun diminati oleh para pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG).
“Saat ini, di database kami sudah ada sekitar 400 vendor dengan total unit 5.000 armada. Jenis truknya beragam mulai dari truk ringan dan pickup kelas 1 ton,” kata Yohannes Rocky, Founder dan Chief Executive Officer PT Phos Tekno Indonesia di Jakarta.
Lebih lanjut, Yohannes menjelaskan para vendor On-Trucks beragam, mulai dari perorangan dengan jumlah satu atau dua truk sampai perusahaan yang memiliki armada hingga 500 unit. Menurutnys lagi, jumlah armada ini juga dipengaruhi oleh tumbuhnya penjualan truk di Indonesia. Tahun lalu saja (periode Januari-November 2018), segmen kendaraan niaga komersil ini meraup penjualan 101.287 unit atau naik 25,21% dari tahun sebelumnya yaitu 80.891 unit.
Seiring perkembangannya, On-Trucks juga memberikan jaminan keamanan baik bagi pengirim maupun penerima barang. Ditambah lagi, PT Phos Tekno Indonesia juga menerapkan harga pasti pada aplikasi tersebut.
“Keunggulan utama On-Trucks adalah harga pasti yang dihitung berdasarkan kilometer (KM). Kemudian, untuk keamanannya kedua pihak (pengirim dan penerima barang) juga dapat melakukan real-time tracking,” sahut Teguh Siswanto, Chief Operating Officer PT Phos Tekno Indonesia.
Atas layanan ini pula, On Trucks banyak mendapatkan kepercayaan dari klien yang notabene berasal dari perusahaan besar hingga skala kecil dan sedang. Meski harganya pasti, On-Trucks juga terbilang fleksibel mewadahi kebutuhan klien. Bahkan, fitur dari On-Trucks juga kerap kali dijadikan referensi pelaku industri FMCG.
“Untuk klien enterprise seperti Wilmar, SCG, Hero dan lain-lain setiap harinya bisa mengirim barang dalam 30-40 truk. Untuk klien-klien ini ada hitungan ongkos kirim dengan MoU Negotiations. Kemudian untuk muatan barang ringan seperti snack dihitung volume per meter kubik. Sedangkan untuk muatan berat seperti semen memakai tonase,” jelas Yohannes lagi.
Dengan keberagaman yang ditawarkan, PT Phos Tekno Indonesia berharap bisnis logistik khususnya di Tanah Air bisa lebih baik. Selain menjanjikan kepastian harga dan keamanan pengiriman, On-Trucks juga berperan menyunat praktik percaloan dan ongkos.
“Bisnis logistik di Indonesia itu (tarifnya) cenderung gelap dan identik dengan adanya peran middle man atau calo. Cost logistik jadi tinggi, makanya harga komoditas juga tinggi. Dengan adanya On-Trucks kami berharap harga komoditas lebih rendah dengan menekan biaya logistik tadi,” papar Yohannes.
Bagi pemilik armada, On-Trucks juga memastikan tak ada unit yang menganggur. Pemilik truk juga tidak perlu mencari order secara konvensional karena pesanan didapat melalui sistem dari aplikasi. Ditambah lagi, pendapatan user atau vendor bisa naik 70% karena On-Trucks menjanjikan adanya muatan balik. Kemudian, pemilik truk juga mendapatkan uang dari jasa pengiriman langsung setelah barang dikonfirmasi sampai di tujuan.
Tentu saja layanan On-Trucks tidak hanya terbatas pada pemenuhan berbasis B2B (business to business). Dalam waktu dekat, tepatnya Agustus 2019 mereka juga akan meluncurkan jasa terbaru yaitu On Express peruntukkan B2C (business to consumer).
Yohannes memberikan informasi bahwa On Express ini menyasar bisnis skala kecil dan pebisnis online yang tengah marak di Indonesia. Mereka juga menargetkan bisa menjadi rekanan ekspedisi bagi perusahaan-perusahaan e-commerce. [Dwi/Itn]