Illinois – Pabrikan truk dan alat berat asal Amerika Serikat, Caterpillar bersama Seeing Machine menciptakan perangkat lunak untuk mendeteksi kelelahan dan kantuk sopir truk yang bertugas di area tambang. Selain mencegah celaka, teknologi itu juga membantu produktifitas para sopir truk tambang.
Penggunaan perangkat lunak itu digagas oleh Caterpillar Safety Services, sebuah anak perusahaan Caterpillar yang fokus pada usaha konsultansi keselamatan di pertambangan. Ide pembuatan perangkat lunak itu didasari pertimbangan saat ini alat untuk pendeteksi kantuk pengemudi truk yang beroperasi di pertambangan maupun truk umum masih bisa dibilang langka atau belum ada.
Berbeda dengan alat pendeteksi pengemudi mabuk yang saat ini bisa ditemui di mana-mana. Padahal, risiko yang diakibatkan oleh pengemudi atau sopir yang mengantuk karena kelelahan tak kalah fatalnya dengan mereka yang mabuk.
Seperti dikutip Hunffington Post, Sal Angelone, ahli masalah kelelahan di Caterpillar Safety Services menjelaskan, perangkat lunak tersebut menggunakan sistem kamera, speaker dan cahaya untuk mengukur tanda-tanda kelelahan.
Tanda-tanda dari anggota tubuh seorang sopir truk itu antara lain gerak katup mata dan posisi kepala. Pada saat potensi kelelahan itu terdeteksi, maka sistem akan membunyikan alarm yang ada di truk dan seketika itu pula mengirimkan klip video ke pusat ‘kelelahan dan mengantuk’ di kantor pusat Caterpillar di Peoria, Illinois, untuk dianalisa secara cepat.
“Artinya, data tersebut tetap akan diverifikasi oleh kerja manusia di kantor pusat kami di Peoria,” tutur Angelone.
Setelah itu secara cepat akan diberikan rekomendasi kepada site manager tambang dimana sopir itu bekerja. Rekomendasi itu apakah meminta sopir beristirahat sejenak atau mengganti dengan sopir lain demi keselamatan.
Perusahaan teknologi Seeing Machine memberi hak lisensi kepada Caterpillar untuk memproduksi perangkat lunak itu selama empat tahun. Pasar bagi perangkat ini juga cukup besar karena banyaknya truk tambang yang digunakan di seluruh penjuru dunia.
Namun sebuah pertanyaan muncul, mengapa perangkat lunak itu tak diperuntukkan bagi kendaraan penumpang yang juga menghadapi risiko yang tak kalah besar jika sopir mengantuk atau lelah? Tim Crane, General Manager Caterpillar Safety Services mengatakan, ini hanya masalah waktu saja.
Menurutnya, tidaklah terlambat bagi pabrikan kendaraan penumpang jika ingin menyematkan teknologi itu di kendaraan buatan mereka. Terutama, jika mereka memang ingin menjadikan perangkat tersebut sebagai salah satu fitur keamanan di kendaraan.
Jika saat ini alat itu dipasang di kendaraan komersial, khususnya truk di pertambangan dikarenakan kendaraan tersebut memiliki tantangan dan potensi risiko yang lebih besar. Terutama, lanjutnya, jika melihat medan dan mekanisme kerja di mana truk itu berada.
“Kendaraan kami besar dan menimbulkan tantangan yang unik, sehingga pemerintah benar-benar ingin melihat apa yang sedang kami perbuat,” tutur Angelone. (Ara/berbagai sumber).