Ahok : Hingga Akhir Tahun DKI Jakarta Punya 40 Bus Tingkat

Bus Tingkat - merdeka.com

Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menegaskan, hingga akhir tahun ini, pihaknya akan memiliki 40 bus tingkat wisata. Pada Minggu (7/8), Ahok menerima busa tingkat dari Bank CIMB Niaga yang juga menjadi bus tingkat ke-17 yang dimiliki DKI Jakarta.

“Akhir tahun ada 40 bus tingkat seperti ini. Semua bus ini tidak pakai APBD DKI, semuanya dari sumbangan,” tutur Ahok di sela acara penyerahan bus dari manajemen Bank CIMB Niaga di Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/8).

Read More

Sebelumnya, pemerintah DKI Jakarta telah menerima bus sumbangan dari berbagai perusahaan. Para penyumbang bus antara lain, Tahir Foundation, Alfamart, serta Tower Bersama Group.

Soal, jatidiri bus yang disumbangkan, Ahok mengatakan bus itu bukan merek asal-asalan, tetapi merek bus terkenal asal Eropa. “Bagi saya, mereknya (bus) ya harus merek internasional-lah. Pasti yang top, asal Eropa-lah,” ucapnya tanpa bersedia menyebut merek mobil itu.

Mantan Bupati Belitung Timur itu berharap perusahaan swasta yang lain mengikuti jejak para donator yang telah menyumbangkan bus ke DKI Jakarta. Dengan demikian, lanjutnya, bukan hanya memberikan kesempatan kepada masyarakat Jakarta dan sekitarnya atau turis lokal saja untuk menikmati obyek wisata secara nyaman, tetapi juga turis mancanegara.

Mereka, lanjut Ahok, bisa meningkatkan minat wisatawan datang ke Jakarta. Dia juga berharap Jakarta bisa seperti London yang memiliki bus tingkat dalam jumlah banyak.

Pengamat tata kota dan transportasi publik Wening Azizah mengatakan, langkah Ahok dengan memperbanyak bus tingkat dan armada Tansjakarta akan memberikan dampak positif bagi pengurangan kemacetan lalu-lintas di Jakarta. Namun hal itu dengan catatan jika dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.

“Dengan bus tingkat yang memiliki kapasitas banyak, sejatinya bisa member alternatif bagi wisatawan dan agen wisata yang membawa turis untuk memanfaatkannya. Ketimbang menyewa banyak bus. Selain tidak menambah volume kendaraan di jalan, menggunakan bus itu lebih murah,” paparnya.

Dari sisi penataan kota, pengadaan bus wisata itu sebaiknya juga dibarengi dengan penataan angkutan massal. Sebab, lanjutnya, saat ini salah satu kebutuhan yang mendesak adalah sarana transportasi umum massal yang nyaman, aman, dan dikelola dengan baik.

Menurut dosen jurusan planologi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat itu, masyarakat sejatinya menyadari, menggunakan kendaraan pribadi itu selain tidak efisien. Sebab, selain boros dalam ongkos juga tidak efektif karena tetap saja macet.

“Tapi, apa mau dikata. Piliuhan lain tidak ada yang memadai. Nah, kalau angkutan umum yang nyaman, aman, dan modern ada. Kemungkina besar mereka akan beralih. Penataan kota, termasuk arus lalu-lintas juga akan mudah dilakukan,” iumbuhnya. (Ara/Ktbr)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *