Kusririn, Sosok di Balik Kemewahan Bus All New Legacy SR-2

Tangerang – Karoseri Laksana kemarin (12/8) resmi meluncurkan varian bus anyar – All New Legacy SR-2 – di gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di ICE BSD Serpong, Tangerang. Desainer senior, Kusririn, atau yang biasa disapa Ririe adalah sosok dibalik gemerlap mewahnya bus yang telah dipesan sejumlah perusahaan otobus itu.

All New Legacy SR-2 bukanlah satu-satunya karya pria yang mulai bergabung dengan Laksana sejak tahun 2000 itu. Tercatat, tak kurang dari 16 bus yang telah dirancangnya. Mulai dari bus Panorama, Sprinter, Proteus, Nucleus, Tourista, Legacy, hingga Discovery.

Read More

Kepada Otoniaga di sela peluncuran All New Legacy SR-2, desainer kelahiran Batang, 9 Juli 1973 itu berujar “Mendesain bus itu bagi saya merupakan tantangan tersendiri, karena membangun imajinasi orang saat melihat kendaraan berbentuk kotak tapi sangat menarik, itu tidaklah mudah,” ucapnya.

Ukuran menarik tidaknya sebuah bus di kalangan awam bukanlah sekadar desain eksterior yang apik, tapi juga bagian interior yang menarik. Orang akan tertarik melihat, bahkan memelototi bagian demi bagian dan menaikinya, manakala bus itu terlihat lain dari yang lainnya.

Ririe yang saat ini menjabat R&D Manager Laksana, mengaku proses kreatifnya semakin menggelora ketika tantangan semakin mendera. Maklum, dia dan timnya mengharamkan menjiplak atau copy paste karya pihak lain.

Dia tak tergoda untuk menjadi plagiat. Bahkan, ketika melihat bus-bus bagus negara-negara maju seperti Eropa sekali pun. Kalau pun dia dan tim yang dipimpinnya melihat karya pihak lain, itu sekadar perbandingan saja.

Baginya, inspirasi atau ide untuk mendesain bisa datang dari mana saja. Patokan yang menjadi pedomannya kala mendesain adalah menciptakan karakter bus adalah unsur utama, disamping peruntukan bus yang akan didesain. “Misalnya bus Antar Kota Antra Provinsi akan berbeda dengan CityLine, dan serusnya,” ucapnya.

Unsur lain yang menjadi perhatiannya adalah, teknis yang berhubungan dengan konstruksi dan sasis bus. Selebihnya – terutama fitur-fitur opsional – dia sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pemesan. “Tetapi, untuk karakter dan konsep rancang bangun, kami yang mengambil peran. Bukan di-drive oleh pasar atau trend yang ada. Apalagi, satu desain bus itu bukan untuk produksi massal,”sebutnya.

Jika semua unsur sudah terpenuhi, corat-coret sketsa pun terasa begitu mengalir deras. Desain yang lebih matang pun bisa segera hasilkan dan selanjutnya melangkah ke proses pengerjaan.

Ihwal proses perancangan All New Legacy SR-2, Ririe mengaku butuh waktu sekitar satu tahun. Memang, rata-rata proses desain bus yang digarapnya membutuhkan waktu satu hingga satu setengah tahun.

Tapi, tenggang waktu itu memang sepadan dengan karya yang dihasilkan. Ini terbukti saat menghasilkan All New Legacy SR-2. Sebagai bus untuk segmen premium, aura mewah dan elegan bus ini begitu kentara.

Bus dengan balutan warna yang menarik – satu unit ungu dan satu unit coklat kopi dengan degradasi warna yang serasi – itu kental dengan kesan prestisius. Kesan modern juga begitu menonjol di berbagai sudut, terutama lampu utama dan belakang yang menggunakan LED.

Kenyamanan bagi penumpang pun diutamakan. Terbukti, bus berkapasitas 59 kursi ini dilengkapi TV LED 40 inci dan TV 22inci di tengah, footrest, smoking room, toilet, dan beberapa fitur lainnya. Sentuhan khusus pada bagian interior bus itu tak lepas dari latar belakang pendidikan Ririe, yakni desian interior.

Paduan fungsional dan estetika begitu kentara. “Penekanan pada unsur style atau estetika dan fungsional kami perkuat,” imbuhnya. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *