Jakarta – Kehadiran Kayusuper yang diperkenalkan PT Samko Timber Group di Indonesia sejak 6 tahun lalu, tak hanya menginisiasi kompetisi modifikasi truk (KAMT) untuk memacu kreatifitas pemilik, sopir, maupun pecinta truk. Namun, bahan baku pembuatan bak truk ini juga menawarkan solusi bisnis bagi pengusaha angkutan truk.
Menurut Koordinator Regional Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PT Samko Timber, Herry Irmayesi, Kayusuper merupakan kayu untuk bahan baku bak truk, lantai kontainer, lantai wing box, bantalan chassis truk, alas alat berat crane hingga kapal nelayan. Kendati dari kayu karet, namun kekuatan dan ketahanannya melebihi kayu dari hutan alam seperti Merbau, Bangkirai, atau bahkan menyamai kayu ulin.
“Dalam prosesnya, kayusuper ini menggunakan teknologi paling mutakhir yakni impregnasi. Terdiri dari beberapa lapisan ply dengan perekat glue phenol yang kuat, dan ditambahi anti jamur atau insect. Jadi selain kuat, juga tahan lama,” papar Herry kepada Otoniaga, Senin (29/8).
Samko, kata Herry, memberikan jaminan hingga 5 tahun. Namun, sejak 6 tahun dipasarkan, hingga enam tahun menggunakannya para pemilik truk tidak ada yang melontarkan keluhan.
Harganya pun diklaim lebih miring dibanding dengan kayu solid dari hutan alam. Herry menyebut, dibanding kayu Merbau per meter kubiknya lebih murah Rp 2 – 3 juta. “Keunggulan lainnya tidak susut, tidak mengembang meski terkena panas atau hujan, lebih keras, dan tahan segala cuaca. Permukaannya pun lebih halus, lebih ringan, karena elastisitasnya yang tinggi,” paparnya.
Bahkan, kayu ini telah diekspor ke Jepang sejak 18 tahun yang lalu. Kayu itu telah mendominasi kayu untuk melengkapi rancang bangun truk. Merek kondang Hino, Isuzu, dan Mitsubishi adalah beberapa merek yang telah menggunakannya.
Sementara, menyikapi perekonomian nasional yang tengah terengah-engah saat ini, PT Samko justru melihatnya sebagai peluang. Dengan kondisi yang ada saat ini, pabrikan ini mengajak para pemilik truk untuk beralih dari penggunaan kayu alam ke kayusuper. Maklum, harganya lebih miring namun kualitas diklaim tak kalah.
Salah satu cara yang ditempuh adalah, dengan menggelar Kompetisi Akbar Modifikasi Truk (KAMT) Kayusuper sejak tahun 2015 lalu. Kini di hajatan tahun kedua yang akan berlangsung 24 September, Samko kembali mengkampanyekan menggunakan kayu tersebut.
“Karena kalau bicara soal hobi (modifikasi) itu orang enggak peduli dengan keadaan ekonomi yang lagi loyo. Oleh karena itu, kami mengajak khalayak untuk menggunakan kayu super sebagai pengganti kayu alam. Namun tujuan yang tidak kalah pentingnya yang ingin kami capai adalah, menjaga keseimbangan alam yakni tetap menjaga kelestarian hutan alam. Karena hutan alam kita sudah banyak yang hilang,” papar Herry.
Kendala pemasaran yang tak ringan dihadapi Kayusuper adalah, pengaruh dari perubahan aturan tentang rancang bangun dan uji mutu bak truk. Sebab, biaya perijinan untuk perubahan dan uji itu mahal. “Itulah yang rata-rata dikeluhkan oleh para pemilik truk,” imbuhnya.
Meski begitu, Herry menyebut, sejak diperkenalkan tren permintaan terus meningkat. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir, terutama di wilayah Jawa Timur. (Ara)