Jakarta – Setelah meluncurkannya di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di ICE Serpong 11-21 Agustus lalu dan terpesan 30 unit, kini karoseri Laksana terus menggenjot penjualan All New Legacy Sky atau Legacy SR-2. Salah satu yang ditempuh adalah menyambangi Perusahaan Otobus (PO) yang ada di pulau Jawa.
“Tour (mengunjungi PO) sudah dilakukan sejak minggu kemarin. Sudah muter ke Bandung, Tasikmalaya. Dan sekarang ini di wilayah Jawa Tengah. Minggu depan ke Riau dan setelah itu ke Jawa Timur,” tutur Research & Development Manager Karoseri Laksana, Kusririn, dalam pesan singkatnya kepada Otoniaga, Jumat (9/9).
Menurutnya, respon dari para manajemen PO yang dikunjungi sangat bagus. Maklum, ubahan yang ada di All New Legacy SR atau SR-2 ini total dan ada fitur-fitur baru dibanding generasi sebelumnya atau SR-1.
Hanya, untuk deal antara PO dengan Laksana, pria yang akrab disapa Ririe, itu mengaku tak tahu. Sebab, urusan transaksi bukan wilayah tugasnya.
Adapun pesanan 30 unit yang sudah masuk setelah bus anyar itu dipamerkan di GIIAS, kini sebagian sudah dalam proses pengerjaan. Bahkan, satu unit diantaranya yang dipesan oleh PO Siliwangi Antra Nusa (SAN) pengerjaannya telah selesai dan pekan depan mulai dioperasikan.
“Yang pesanan 30 unit (saat dan beberapa saat setelah GIIAS 2016), sebagian telah masuk jalur produksi. Bahkan sudah ada yang siap dempul,” ucapnya.
Saat diperhelatan GIIAS 2016 lalu, Laksana memboyong dua unit All New Legacy Sky SR-2. Sebuah menggunakan sasis Scania K360 Opticcruise dan lainnya Hino RN 285.
Selain dua sasis itu, Laksana juga menawarkan sasis dari Mercedes-Benz. Hanya, soal harga masing-masing unit, Ririe enggan untuk menyebutkannya.
Legacy Sky SR-2 merupakan kelanjutan dari seri sebelumnya yaitu Legacy SR-1.
Banyak ubahan yang terlihat pada generasi anyar itu. Sebut sebagai contoh, ‘selendang’ di bagian bodi. Jika pada generasi lawas, selendang yang berbentuk anak panah runcing itu menghadap ke depan. Sedangkan di SR-2 menghadap sebaliknya, yakni ke depan.
Ubahan juga bisa dilihat pada kaca samping yang kini menyatu dengan kaca belakang. Kesan itu menguat karena pengecetan di pilar Z belakang dengan kelir hitam, sehingga terlihat menyatu.
Dan yang tak kalah menarik adalah, desain bumper depan yang terkesan lebih tajam dan futuristic. Kesan itu mencuat karena sepasang lampu kabut dan lampu utama yang telah menggunakan LED dan diimbuhi DRL.
Daya tarik lainnya dari bus ini adalah, kelapangan ruang dan keleluasaan pandangan. Kendati dirancang dengan berukuran tinggi, namun unsur center of gravity bus terlihat sangat diperhitungkan dengan cermat. Atap floating roof terasa pas dengan padu padan kaca yang menutup seluruh bagian body.
Ketika Otoniaga masuk ke bagian kabin, pantulan kesan mewah sangat kuat dirasakan.Kesan itu mencuat mulai dari bagian dashboard yang desainnya elegan dan eksklusif berkat balutan panel piano dan lembaran kulit sintetis. Kehadiran LED TV berukuran 40 inch di depan yang bisa dilipat, membuat pandangan penumpang semakin leluasa dan lapang.
Namun yang tak kalah menarik adalah, rancang bangun bagian bagasi yang menjadikannya luas. Selain itu, meski belum full SHD, namun bus ini terasa begitu luas dan lapang. (Ara)