Jakarta – PT Michelin Indonesia (Michelin), meluncurkan varian baru ban untuk truk yang diklaim mampu mengirit biaya pengeluaran perusahaan. Ban anyar itu adalah Michelin XZY 3 HD dan Michelin XDY 3 HD untuk segmen truk berat dan BFGoodrich untuk truk ringan.
“Berdasarkan data internal Michelin, faktor biaya ban memberikan kontribusi sebesar 14% terhadap biaya pengeluaran,” tutur Sylvain Selves, Direktur Komersil Ban Truk dan Bus PT Michelin Indonesia di Jakarta, kemarin.
Dia menyebut faktor itulah yang mendasari inovasi Michelin untuk memproduksi ban yang sesuai harapan dan keinginan pelaku usaha. Maka, lanjutnya, lahirlah varian Michelin XZY 3 HD dan Michelin XDY 3 HD, serta merek baru BFGoodrich.
Dua ban pertama diperuntukan bagi kendaraan truk berat. Adapun ban merek baru untuk kendaraan bus dan truk. Kesemuanya dirancang dengan fitur penunjang efisiensi namun tetap mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan.
Michelin XZY 3 HD yang merupakan ban untuk segmen truk berat misalnya, memiliki sejumlah keunggulan. Diantaranya, kabel bead yang 50 persen lebih besar dan karet yang lebih tebal, sehingga mampu meminimalisir kerusakan pada ban. Selain itu, desain casing yang baru membuat keausan merata sehingga ban lebih awet
Michelin juga menambahkan lapisan kompon di bawah telapak ban yang berfungsi mengurangi hambatan gulir agar konsumsi bahan bakar lebih efisien
Sementara itu, Michelin XDY 3 HD yang merupakan ban untuk posisi drive (belakang) bagi truk bermuatan berat juga menawarkan sejumlah keunggulan yang tak berbeda dengan Michelin XZY 3 HD.
Hanya, ban ini memiliki kedalaman telapak yang lebih dalam 4 mm dibanding Michelin XZY 3 HD. Walhasil, ban tipe tersebut memberikan jarak tempuh yang lebih panjang.
“Artinya, ban-ban ini dirancang khusus dengan berbagai keunggulan superior seperti meningkatkan daya tahan lebih lama, usia pakai ban lebih panjang, dan lebih hemat bahan bakar dalam menghadapi kondisi jalanan ekstrim di Indonesia,” kata Sylvain.
Dia mengaku optimitis varian anyar itu bakal mendapatkan sambutan positif dari pengusaha angkutan. Terlebih, kata dia, pertumbuhan pasar kendaraan komersil di Indonesia memberikan peluang yang semakin luas bagi pelaku bisnis di industri ban. (Ara)