Jakarta – Truk jenis heavy duty Iveco 682 – baik varian on road maupun off road yang diluncurkan oleh PT Chakra Jawara (Iveco Indonesia) di pengujung Agustus 2015 lalu hingga Maret lalu telah terjual sekitar 13 – 15 unit. Jumlah tersebut terbilang bagus terutama di saat kondisi perekonomian yang masih lesu.
“Bagi kami, atau bahkan brand lain yang bermain di segmen heavy duty penjualan sebanyak itu, dalam rentang waktu sekitar tujuh atau depalan bulan (Sejak September 2015 – Maret 2016), merupakan angka yang cukup menggembirakan,” papar Marketing Planning and Development Specialist Iveco, Aviandra Pradipta kepada Otoniaga, di Jakarta, Kamis (19/5).
Maklum, kondisi pertambangan saat ini tidaklah semoncer tiga atau empat tahun lalu. Lahirnya Undang-undang Minerba pada 2012 menjadi sektor pertambangan perlahan namun pasti ‘seolah’ mati suri.
Memang, moncernya penjualan Iveco 682 tak terjadi begitu saja. Serangkaian strategi telah disiapkan sejak awal oleh perusahaan yang menjadi distributor truk merek asal Italia itu. Tapi yang pasti, lanjutnya, keunggulan – baik kualitas, performa,dan kenyamanan – Iveco 682 menjadi keunggulan tersendiri dibanding merek lain di kelasnya.
“Kami menawarkan paket dukungan untuk produk yang komprehensif dan dirancang untuk memaksimalkan produktivitas dan pemanfaatan peralatan produk Iveco kepada pelanggan. Bahkan, pada saat proses transaksi staf marketing kami didampingi oleh engineer ahli untuk melakukan analisa kebutuhan pelanggan dengan kondisi lokasi areal bisnis (misalnya pertambangan) mereka,” kata Pradipta.
Walhasil, kendaraan pendukung kegiatan bagi kegiatan produksi atau pendukung produksi yang mereka butuhkan benar-benar tepat dengan kebutuhan yang sebenarnya. “Jadi, tidak ada cerita kendaraan yang mubazir karena ternyata performa, spesifikasi, atau lainnya tidak sesuai dengan keadaan,” sebut Pradipta.
