Truk Mitsubishi Colt Diesel dan pembangunan Indonesia, bukanlah sebuah slogan pemasaran dari produk otomotif yang kerap menghias berbagai halaman media massa. Namun, rangkaian kalimat tersebut merupakan ringkasan sebuah fakta yang menunjukan kontribusi Colt Diesel dalam proses pembangunan.
Dia hadir ketika proses rencana pembangunan nasional lima tahunan atau yang saat ini dikenal sebagai REPELITA mulai digagas dan dijalankan oleh pemerintah. Mitsubishi Colt hadir pada tahun 1970, yakni waktu dimana Repelita pertama (kurun waktu 1969 – 1974) mulai dijalankan.
Kehadirannya – dalam wujud pertama berupa pickup Mitsubishi Colt T100 – juga terasa pas melengkapi kebutuhan para pelaku proses pembangunan pada masanya dan sesuai dengan sektor prioritas yang digarap seperti yang ditetapkan dalam kebijakan Repelita.
Kala itu (1970) prioritas proses pembangunan ditekankan pada pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian. Sebab, mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Sehingga, kehadiran Mitsubishi Colt T100 pun terasa pas dengan kebutuhan pelaku pembangunan dan masyarakat yang berbisnis di bidang pertanian. Kendaraan ini menjadi sarana penunjang bagi kegiatan para pebisnis, sekaligus – baik langsung maupun tidak langsung membantu pemerintah dalam merealisasikan program pembangunan.
Begitu pun ketika kendaraan ini bermetamorfosa dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dan saat perekonomian nasional telah bertumbuh dan sektor bisnis telah berbiak menjadi berbagai sektor.
Selain sesuai dengan tuntutan zaman dan tren yang ada dunia, secara fungsional Mitsubishi Colt Diesel secara dinamis berkembang menjawab kebutuhan dan tuntutan masyarakat pelaku usaha dan pemerintah sebagai penggunannya.
Fleksibilitas dan peran seperti itu terbukti telah menjadi kata kunci bagi terjaganya eksistensi Mitsubishi Colt di Tanah Air. Bahkan, tak cuma eksistensi yang terjaga, tetapi populasi terus menggurita. Pun di saat kondisi pasar otomotif sedang murung karena perekonomian nasional tengah muram, pangsa pasar yang digenggam Mitsubishi Colt masih yang terbesar.
Fakta berbicara, (kompilasi data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia dan internal PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors), hingga akhir Agustus 2016, penjualan Mitsubishi Colt secara kumulatif telah mencapai 989.849 unit. Bahkan, tak lama lagi – di awal tahun 2017 – populasi unit kendaraan ini diyakini telah genap 1 juta di Indonesia.
Satu hal yang patut catat, keberhasilan penjualan tersebut bukan semata-mata kemampuan pabrikan yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menggelontorkan produk yang sesuai. Namun, kepercayaan dari para pelanggan adalah variabel utama.
Kepercayaan masyarakat tak sekadar pada kualitas kendaraan yang dapat diandalkan semata, tetapi juga percaya bahwa kendaraan ini mampu menghasilkan keuntungan yang membawa kemajuan bisnis mereka. Dan bicara soal kemajuan bisnis, ada banyak faktor pendukung yang sejak awal disodorkan oleh Mitsubishi di Indonesia (PT KTB).
Dengan berpijak pada prinsip “Menjadi Solusi Bagi Bisnis pelanggan”, Mitsubishi meramu berbagai layanan. Mulai dari kemudahan untuk mendapatkan unit (Penjualan), Layanan Perawatan dan Perbaikan (Servis), hingga kemudahan dan kecepatan untuk mendapatkan suku cadang jika perlu penggantian (Spare Part).
Bahkan, agar layanan tak bersifat standar atau generik, Mitsubishi terus melakukan inovasi diferensiasi layanan. Kecepatan dalam servis, ketepatan dan ketersediaan suku cadang, hingga berbagai program promo untuk menjadikan bisnis pengguna kendaraannya lebih efisien dan semakin menguntungkan terus disempurnakan.
Melalui program Zero Down Time misalnya, tak ada waktu para pengguna kendaraan yang terbuang sia-sia kendati kendaraan mereka bermasalah. Layanan 24 jam menjadikan kendaraan akan tertangani dengan cepat dimana pun mendapatkan masalah.
Berbagai program musiman yang berupa potongan harga suku cadang dan tarif jasa servis kerap diberikan. Kecepatan respon terhadap keluhan pelanggan menjadi standar pedoman bagi para karyawan.
Serangkaian jurus dan strategi ini bukan sekadar menjadikan eksistensi Mitsubishi Fuso terus terjaga dan bahkan menggurita, namun juga memberikan sumbangsih terhadap pembangunan bangsa. Karena layanan seperti itu, Mitsubishi Fuso telah ikut menyokong iklim bisnis agar semakin kondusif. Sedangkan derap langkah roda bisnis adalah tulang punggung perekonomian bangsa. (Adv)