Sejak 2007, UD Trucks Berhasil Lego 25 Ribu Truk di Indonesia

Jakarta – Merek UD Trucks yang hadir di Indonesia pada tahun 1981 di bawah bendera merek dagang Nissan Diesel, tahun 2007 diambil alih Grup Volvo. Sejak tahun itu hingga saat ini tak kurang dari 25.000 unit truk terjual.

Namun, seperti diakui Presiden Direktur PT UD Trucks Indonesia, Valery Muyard, dalam rentang waktu 2007 hingga saat ini penjualan unit truk juga mengalami pasang surut seiring dengan kondisi makro perekonomian nasional. Kendati begitu, lanjutnya, tren penjualan UD Trucks di Indonesia masih terbilang moncer dan dinamis, sehingga menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat strategis.

Read More

“Sejak tahun 2012, Indonesia menjadi salah satu pasar paling penting bagi UD Trucks di Asia. Sebab, Indonesia menyumbang sebagian besar pendapatan dari Grup Volvo di wilayah ini. Bahkan, penetrasi UD Trucks yang kuat di Indonesia merupakan faktor paling penting di balik kesuksesan Grup Volvo yang kuat dan terus bertumbuh,” paparnya, di sela peresmian pabrik perakitan truck UD Trucks di Gaya Motor, Sunter, Jakarta, kemarin.

ud-trucksData Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo), menyebut, penjualan UD Trucks pada 2015 tercatat hanya 560 unit, turun 34,4% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama 2014 yakni sebanyak 854 unit.

Melorotnya penjualan tak lepas dari kondisi sektor pertambangan dan perkebunan yang merupakan pasar utama truk. Tren penurunan mulai terjadi pada tahun 2013.

Saat itu penjualan UD Trucks hanya 2.476 unit. Padahal pada tahun sebelumnya, penjualan masih tercatat sebanyak 3.484 unit. Bahkan, di tahun 2011 penjualannya mencapai 4.495 unit.

Namun, pada tahun 2016 ini penjualan mengalami rebound atau kembali meningkat. Data Gakindo menunjukkan, hingga Agustus lalu, penjualan truk besutan UD Trucks telah mencapai 1.061 unit.

ud-trucks-hijauMenurut Valery, melajunya penjualan ditopang oleh varian truk baru yang diluncurkan sejak tahun 2013 lalu, yakni Quester. Dia menyebut, truk itu dirancang untuk berbagai aplikasi peruntukan seperti pertambangan, perkebunan, infrastruktur atau konstruksi, hingga perjalanan jarak jauh bagi sektor logistik.

Oleh karena itu, lanjutnya, ketika sektor pertambangan dan perkebunan mengalami kelesuan, pihaknya langsung berkonsentrasi menggarap sektor logistik dan infrastruktur atau konstruksi. Hasilnya, cukup tokcer. Terbukti penjualan kembali melaju. “Tahun ini kami optimis penjualan mencapai 1.400 unit dengan pangsa pasar 15%,” imbuhnya. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *