Harga Batubara Belum ‘Menyulut’ Pasar Double Cabin

Isuzu D-MAX GIIAS 2016 - otoniaga.com

Jakarta – Meski harga batubara acuan dan harga minyak sawit di pasar internasional sejak beberapa bulan terakhir membaik, namun belum berdampak signifikan ke permintaan pickup double cabin. Sejumlah kalangan di agen pemegang merek pemasar kendaraan itu menyebut masih perlu waktu penyesuaian.

“Maaf, untuk melihat apakah permintaan stagnan atau lain (turun), saya harus buka data dulu. Tapi yang pasti, tidak ada peningkatan yang berarti,” tutur General Manager Marketing Strategy PT Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin, dalam pesan singkat kepada Otoniaga, Minggu (6/11).

Read More

Menurutnya, kalau pun saat ini harga komoditas – pertambangan dan perkebunan – mulai menggeliat, namun hal itu tak serta merta membuat permintaan pickup double cabin meningkat. Meski kedua sektor tersebut selama ini tercatat sebagai segmen penyerap terbesar kendaraan itu.

“Tentunya membutuhkan waktu penyesuaian (bagi perusahaan sektor pertambangan dan perkebunan untuk menyerap kendaraan),” ujarnya.

Pernyataan serupa diungkapkan oleh Direktur Utama PT MIM Transport Samarinda, Sadam Husen. Menurutnya, selama ini perusahaan tambang di Saraminda khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya, hanya menyewa dari perusahaan rental dalam pengadaan kendaraan termasuk double cabin.

“Hingga saat ini, teman-teman perusahaan rental mengaku belum ada permintaan dari perusahaan tambang untuk pengadaan (pickup) double cabin itu. Harga batubara memang naik, tapi perusahaan tambang belum happy dengan kondisi itu,” paparnya melalui pesan singkat.

Terlebih, lanjut dia, jika saat ini diinformasikan harga batubara mulai naik, hal itu harus dilihat batubara jenis apa dulu. “Sebab, tidak semua jenis batubara permintaannya naik. Begitu pun dengan harganya,” kata dia.

Mitsubishi Strada Triton GIIAS 2016 - otoniaga.com
Mitsubishi Strada Triton GIIAS 2016 – otoniaga.com

Sementara, salah seorang pengurus Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kepada Otoniaga mengatakan, kondisi pasar kendaraan komersial hingga Oktober lalu masih lemah. Penurunan diperkirakan masih mencapai 14-15%, dibanding tahun lalu.

“Kebetulan saya tidak hafal data. Tapi yang pasti masih turun dibanding tahun lalu. Harga komoditas yang naik, ternyata belum serta merta mengangkat permintaan,” ucapya.

Dia menyodorkan data, sepanjang Januari – Oktober 2015 lalu, penjualan wholesales double cabin memang naik 1,7% . Saat itu penjualan tercatat sebanyak 18.160 unit, sedangkan di periode tahun sebelumnya sebanyak 17.847 unit.

Tapi itu penjualan whole sales dan saat itu ada sejumlah varian baru yang digelontorkan ke pasar seperti Toyota HiLux, Ford Ranger, dan Nissan Navara.

“Tapi ini kan whole sales ya. Artinya, penjualan dari APM (Agen Pemegang Merek) ke dealer. Artinya, barang itu digotong dari pabrik ke dealer. Bukan dari dealer ke konsumen atau penjualan yang riil,” ucapnya.

Begitu pun pada Januari – Oktober 2014 yang naik 13,16%, atau sebanyak 9.384 unit. Sebelumnya penjualan sebanyak 8.384 unit.

Seperti diketahui, sejak bulan Juni hingga Oktober kemarin harga batubara terus merangkak naik. Pada Juni misalnya, harga masih naik tipis ke level US$ 51,81 per ton. Namun pada Juli sudah menyentuh angka US$ 53 per ton.

Bahkan, kemudian merangkak lagi pada Agustus sehingga harga berada pada posisi US$ 58,37 per ton. Sementara di September Harga Batubara Acuan (HBA) naik 9 persen menjadi US$ 63,93 per ton. Dan Oktober, Kementerian Energi dan Sumber Day Mineral (ESDM) Indonesia menetapkan HBA US$ 69,07 per ton. (Ara)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *