Jakarta – Toyota Kijang memang merupakan mobil paling sukses di Indonesia dan telah menjelajah dunia.
Perjalanan emasnya dimulai ketika pada 9 Juni 1977 Toyota Kijang pickup diluncurkan dari pabrik Toyota di Sunter, Jakarta Utara, dengan bentuk kotak plus dempulan dan sambungan las di berbagai bagian. Hingga kini penjualan Toyota Kijang telah melebihi 1,75 juta unit di Indonesia.
Toyota Kijang merupakan jawaban Toyota terhadap kebijakan pemerintah Indonesia saat itu dalam mengembangkan industri nasional melalui pengembangan alat angkut serbaguna di medio 1970-an. Menindaklanjuti kebijakan pemerintah tersebut, Toyota Indonesia merancang kendaraan yang sesuai dengan karakter spesifik pasar, serta kondisi geografis Indonesia dengan melahirkan generasi pertama Toyota Kijang dalam konsep Basic Utility Vehicle (BUV).
Barulah pada 1981 generasi kedua Toyota Kijang hadir dalam versi mobil penumpang selain versi kendaraan niaga. Dipasarkannya mobil penumpang karena Toyota melihat kemajuan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Keberhasilan Toyota Kijang generasi ke-2 menjadikan dirinya sebagai trendsetter MPV di Indonesia sekaligus membuka peluang terbentuknya segmen pasar MPV. Hadirnya Toyota, tanpa berlebihan, memengaruhi pangsa pasar MPV di mana menguasai hampir 50% pasar otomotif nasional.
Setelah lebih dari 25 tahun diproduksi di Sunter, akhirnya pada 2004 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memidahkannya ke Karawang Plant 1, Karawang Jawa Barat, hingga kini. Pemindahan ini menandai masuknya Kijang ke dalam proyek IMV (Innovative International Multi-purpose Vehicle) yang terdiri dari: pickup truck single cab Hilux Vigo, pickup truck extra cab Hilux Vigo, pickup truck double cab Hilux Vigo, SUV Fortuner dan MPV Kijang Innova.
Salah satu momen bersejarah dari Kijang adalah ketika lebih dari 50 Kijang generasi ketiga diekspor ke Brunei, Papua New Guinea, dan beberapa negara di kepulauan Pasifik (Fiji, Vanuatu, dan Solomon). Pada 1987, Kijang-Kijang diangkut menggunakan metode tradisional seperti jaring tali dan rantai untuk dinaikan ke kapal laut serta harus berbagi pelabuhan sandar di Tanjung Priok dengan komoditas ekspor-impor lain termasuk hewan ternak seperti sapi.
Ekspor Kijang dengan volume rata-rata 50 unit per bulan hingga 2013 meningkat signifikan ketika ekspor Kijang generasi ke-5 atau atau lebih dikenal dengan nama Kijang Innova, memberi peluang bagi Toyota Indonesia untuk memiliki akses yang lebih luas ke pasar manca negara.
Sekarang, 30 tahun sejak ekspor perdana, volume dan negara tujuan ekspor Kijang Innova melonjak hingga ke kisaran 1,400 unit per bulan ditujukan ke 29 negara di kawasan Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, Oseania, dan Timur Tengah. Kijang Innova dikapalkan melalui terminal khusus kendaraan utuh di pelabuhan Tanjung Priok yang dilengkapi dengan fasilitas fisik dan non-fisik modern guna menjamin kendali mutu Kijang Innova dan produk-produk ekspor lainnya.
Secara ekonomi, produksi Kijang di Indonesia memberikan kontribusi yang tidak kecil. Dari sisi kandungan lokalnya saja terus meningkat dari generasi ke generasi dengan menambah jumlah pemasok lokal yang terlibat dalam produksi.
Kandungan lokal di awal-awal Kijang “Memang Tiada Duanya” bergerak dari 19% pada Kijang generasi pertama menjadi 30% pada generasi kedua. Rasio lokalisasi Kijang menjadi 40 persen pada generasi ketiga, lalu berturut-turut menjadi 53 persen dan 75 persen pada generasi keempat dan kelima, hingga generasi terkini di angka 85 persen. Sementara jumlah pemasok lokal meroket dari 8 perusahaan menjadi 139 perusahaan.
Inilah sekelumit sejarah Toyota Kijang. Selamat ulang tahun… [Itn]