Tangerang – Dalam memeriahkan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017, PT Tata Motors Distribusi Indonesia (TMDI) tidak hanya menampilkan berbagai produk kendaraan niaga seperti pickup dan truk saja, namun juga memamerkan bus medium Viero bersasis LP 713. Bus ini sebelumnya juga telah tampil di ajang pameran IIMS 2017.
Bus Tata Viero yang tampil dengan kelir eksterior berwarna merah ini hadir dengan spesifikasi jantung pacu berkode TATA 697 TC/IC EURO-II dengan kapasitas 5.675 cc yang diklaim terbesar di kelasnya. Tenaga yang dihasilkan mencapai 130 PS pada putaran mesin 2.400 rpm dan torsi puncak 416 Nm pada 1.400 rpm – 1.700 rpm, dipadukan dengan transmisi GBS-40 Synchromesh manual lima percepatan, dan kopling 310 mm. Bus ini telah menggunakan rem udara sepenuhnya, yang mampu menghentikan laju keempat rodanya yang berukuran 7 5R16 – 14PR. Sistem kemudi bus ini telah menggunakan power steering.
Dengan spesifikasi ukuran diameter panjang 7.125 mm, lebar 2.092 mm, tinggi 2.878 mm dan bobot seberat 7,7 ton. Menjadikannya lebih fleksibel saat mendesain bagian kabin, terutama unsur kepraktisan dan kelapangan kabin. Hasilnya, bus ini dapat membawa kapasitas penumpang hingga 30 orang dengan cukup nyaman. Diklaim cocok untuk perjalanan antar kota dengan jarak berkisar 200 – 300 kilometer.
“Mengapa kita katakan bahwa bis ini nyaman? Karena mesin Tata berkapasitas 5,6 liter itu meruakan yang terbesar di kelasnya, sehingga tenaga dan torsi yang dihasilkan sudah dapat tercapai di putaran mesin lebih rendah,” papar Marketing Manager Commercial TMDI, Wilda Bachtiar, di booth Tata Motors, ICE, BSD City, Minggu (13/8) lalu.
Untuk target pasarnya, Bus Tata Motors enam roda ini menyasar kepada perusahaan travel, otobus hingga instansi pemerintah maupun swasta. “Baik itu untuk tujuan pribadi misalnya wisata, berkunjung ke tempat kerabat hingga berbisnis. Ini berbanding lurus dengan membaiknya kondisi perekonomian,” tambah Wilda.
Wilda menambahkan bahwa potensi penyerapan oleh lembaga, baik pemerintah maupun swasta juga sangat besar. “Dengan prinsip efisiensi dan penghematan, banyak belanja lembaga pemerintah maupun swasta dianggarkan untuk pembelian sarana mobilitas atau kendaraan yang menawarkan efisiensi,” tutupnya.