Jakarta – Kemenhub memiliki rencana untuk melakukan revitalisasi pada 40 terminal tipe A di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Terminal Tipe A sendiri merupakan terminal yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat bukan pemerintah daerah.
Untuk merevitalisasi 40 terminal bus tipe A itu, pemerintah menganggarkan dana sekitar RP 80 miliar, atau setiap terminal Tipe A itu mendapatkan anggaran sekitar Rp 2 miliar.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan bahwa dari 40 terminal tipe A yang akan drevitalisasi, 7 diantaranya berlokasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah X Tipe A Semarang (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) Agung Rahardjo mengatakan lebih detail lagi mengenai sejumlah terminal yang akan direvitalisasi, diantaranya adalah Terminal Bulupitu di Purwokerto, Terminal Bus Demak, Salatiga, Klaten, dan Gunungkidul.
Dengan adanya revitalisasi ini, terminal tipe A akan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan terminal dengan fasilitas yang mendekati terminal penumpang di bandara atau di stasiun kereta api. Selain itu, Budi menjelaskan bahwa revitalisasi ini merupakan bagian dari konsep ke depan yang dikembangkan pemerintah pusat dalam menciptakan konektivitas antara terminal bus dengan angkutan moda transportasi lain seperti bandara.
Terminal Bulupitu Purwokerto, contoh Budi, nantinya akan terkoneksi dengan bandara Jenderal Soedirman di Purbalingga yang saat ini tengah dikembangkan menjadi bandara komersial. Tidak hanya itu, terminal juga akan dikoneksikan dengan stasiun kereta api. Terminal Bus Bulupitu akan disiapkan Bus Rapid Transit (BRT) yang terkoneksi dengan Stasiun Purwokerto dan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga.
Dalam mencapai hal tersebut, bus dari perusahaan otobus harus menaikkan dan menurunkan penumpang di terminal bus yang ditetapkan, tidak lagi menaikkan penumpang di pool bus.
“Kita ingin menciptakan sinergi dan konekvitas ini seperti yang selama ini sudah ditekankan menteri perhubungan,” kata Budi Santoso.